Tiar tertawa, dalam hati ia juga rindu pada sepupunya itu, Â hampir tujuh tahun tidak bertemu, sejak Tiar memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya di Jakarta dan memilih menetap di Surabaya.
"Ya, udah. Kamu mandi-mandi dulu sana, trus istirahat," perintah buleknya sambil tertawa, senyumnya terus mengembang tanda hatinya riang. "kebetulan tadi Pardi nguras kolam lele, sebentar tak bikinin mangut lele kesukaanmu."
"Iya, Bulek. Aku mandi dulu, ya," pamit Tiar, melangkah menuju kamar yang biasa ia tempati bila mengunjungi adik mamanya.
Perempuan cantik itu mengempaskan badannya di tempat tidur, matanya menyapu sekeliling. Tak ada yang berubah, masih tetap seperti dulu saat ditinggalkan sepuluh tahun lalu. Tiar mengembuskan nafas panjang, diraihnya photo yang bingkainya sedikit retak akibat tak sengaja terjatuh kala itu.
Wajah dalam bingkai itu seakan tengah tersenyum padanya, kala jemari lentiknya mengusap lembut gambar perempuan yang punya arti istimewa dalam hidupnya, didekapnya photo itu, matanya terpejam, desiran halus mengusik dadanya.
"Tiar kangen, Ma," bisiknya, buliran bening meloncat tanpa permisi dari sudut matanya, menghadikan sesal yang membingkai rindu.
**
Suara takbir mulai terdengar dari sudut-sudut kampung. Gemanya seakan menggetarkan bumi, Â melangitkan ribuan syukur atas pengagungan Sang Pencipta yang Maha Besar.
Ada perih yang menyelinap bersama rindu yang tak bermuara, melahirkan rasa bersalah atas sikapnya yang telah keliru. Seandainya waktu bisa diputar ulang, ingin ia kembali ke masa itu, mengulang kembali lembar demi lembar yang terjalani dengan lebih hati-hati agar sesal tak perlu terjadi.
Siang itu sepuluh tahun yang lalu, ketika sedang memimpin rapat dengan para sub-kontraktor, ponsel Tiar tiba-tiba menjerit memekak telinga. Deadline di ambang mata, negosiasi masih alot, membuat perempuan cerdas yang menduduki jabatan sebagai Manager Area itu mengabaikan panggilan yang masuk ke ponselnya, dengan sekali sentuh, benda pipih itu pun mati.
Setelah hampir seharian melakukan negosiasi yang alot, Â akhirnya berhasil mengantar pada project sesuai waktu yang ditentukan. Tiar tersenyum lega. Jabat tangan dan ucapan selamat terucap langsung dari jajaran manajer yang makin takjub dengan prestasinya.