Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita di Pantai Carita

18 Mei 2020   04:29 Diperbarui: 18 Mei 2020   04:43 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remund menyewa sebuah banana boat lalu menarik tangan Lintang.

"Hei... Aku tidak bawa baju ganti," tolak Lintang sedikit mundur. Alasan sebenarnya adalah ia takut air, walau menyukai pantai Lintang tak bisa berenang.

"No problem, kita cuma bersenang-senang. Nanti kita cari baju gantimu di toko kalau kamu mau," ujar Remund seraya memasangkan life vest ke badan Lintang.

Lintang memucat, tak yakin dengan apa yang akan ia lakukan. Tapi mengatakan yang sebenarnya ia malu. Remund menemukan keraguan di mata Lintang

"Kita hanya akan melakukan jika kamu mau." Remund menatap manik mata Lintang mencari sesuatu di sana.

Lintang tahu jika ia menolak, Remund pasti akan membatalkan, tapi ia tak tega. Laki-laki itu akan melakukan apa saja untuknya termasuk mengorbankan keinginannya sendiri.

"Aku tidak bisa berenang." Lirih ucapan itu keluar dari bibir tipis Lintang sambil menunduk. Remund tersenyum, menepuk bahu Lintang.

"Ok.. Aku tak memaksa jika kamu tak mau. Kita cari permainan yang lain."

Lintang mendesah, permainan apa yang bisa dilakukan di pantai, jet sky, banana boat, berselancar,  perahu kano... Dan semuanya berujung pada resiko jatuh ke air.

"Remund, aku mau," Lintang berseru meyakinkan Remund.

"Kamu yakin?" Remund menatap Lintang. Perempuan ini keras kepala dan harga dirinya cukup tinggi juga, batinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun