"Mangga Gradia. Kerja di mana saja bagus asal tidak merugikan diri sendiri dan orang lain."
Pemilik Kedai memberikan secangkir kopi gula aren yang baru dibuatnya.
"Kenapa bapak tau saya bakal pesan itu? Kan saya belum bilang?" bilang Gradia dengan keheranan.
"Itu namanya kebiasaan, Gradia.... Menjaga tradisi adalah kunci untuk selalu teguh dan bertahan ditengah perubahan yang kita tidak tahu ancamannya."
"Makasih, pak. Sebentar saya ambil dulu uang."
"Ini gratis, bapak tulus," ucap tenang sang Pemilik Kedai.
"Atuh nanti rugi,"
"Memang tidak akan masuk ke pendapatan kalau kopi ini gratis. Tapi bapak mulai paham bahwa ketulusan bisa membawa kebaikan. Selama apa yang bapak kerjakan dilaksanakan secara tulus, maka bapak tidak merasa rugi."
Gradia pun menerima kopi yang biasanya ia minum itu dengan sukarela, dan dia melihat Kedai Kopi Ajaib ini tidak berubah karena tidak melakukan perubahan yang berlebihan untuk pelayanannya. Dia berpikir selama itu cukup untuk membuat pelanggannya nyaman untuk ngopi maka tempat ngopi ini menjadi tempat yang patut untuk dilindungi keberadaan dan tradisinya.
Hanya setengah jam Gradia di sana, dan dia keluar membawa pesan ketulusan, pemikiran untuk menjaga tradisi, beserta sebotol kopi gula aren yang ia pesan lagi dari Kedai Kopi Ajaib.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H