Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Kedai Kopi Ajaib

12 Oktober 2023   15:04 Diperbarui: 12 Oktober 2023   19:32 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Afta Putta Gunawan: www.pexels.com

"Terima kasih, namun tidak perlu." Ucap memelas sang pemilik kedai.

"Abdi Ikhlas pak. Bapak orang baik mana mungkin saya biarkan bapak dizolimi seperti ini. Lagipula ini demi mengembalikan ketenangan bapak dalam berjualan."

"Hatur nuhun pak. Saya sangat terbantu.... Punten ieu kopi hideungna."

Tidak berhenti di sana, banyak pelanggan lamanya yang datang karena Kedai Kopi Ajaib jadi jelek dan ingin mengkonfirmasi. Banyak yang menduga ini adalah efek persaingan antara kedai kopi di Kota di Tanah Priangan. Mungkin saja yang mereka lakukan selanjutnya adalah wujud cinta. Benar-benar sesuai dengan namanya, Kedai Kopi Ajaib secara ajaib mendapatkan pertolongan sana sini dari para pelanggan lamanya.

Ada yang berhenti beli kopi dari toko pesaingnya, ada yang mereview kopi dagangan milik Kedai Kopi Ajaib di medsos, hingga turut mendampingi sang pemilik kopi dalam menjelaskan kepada pihak aparat guna menepis isu miring yang masih negatif bagi Kedai Kopi Ajaib. Dalam waktu sebulan, Kedai Kopi Ajaib masih hidup, namun isu miringnya menghilang ditelan Bumi.

Bagaimana nasib kedai kopi lainnya? Mereka baik-baik saja untuk saat ini tanpa kartu as mereka. Mereka tetap membuka cabang di kota-kota lain dan dianggap sebagai tempat ngopi yang sukses. Namun di Kota di Tanah Priangan adalah tempat di mana kepopuleran mereka redup. Lambat laun ada yang menutup tempat mereka karena di Kota lain mereka lebih cuan. Masih ada beberapa tempat ngopi yang masih beroperasi disertai tempat ngopi kualitas indie yang bermunculan. Namun hanya Kedai Kopi Ajaib yang tidak berubah dari menu, bangunan, hingga cara pelayanannya bak pelesetari tradisi ngopi di Kota di Tanah Priangan.

Setahun tiga bulan berlalu, dan Gradia datang ke Kedai Kopi Ajaib bukan sebagai mahasiswa, namun sebagai alumni.

"Aduh Gradia, atos lulus ieu teh?" ucap senang Pemilik Kedai setelah melihat pelanggannya datang dengan topi toga yang masih terpakai.

"EH?!" singkat saja, Gradia melepasnya karena agak malu karena toga yang masih ia kenakan.

"Tenang saja, tidak memalukan kok... bahkan membanggakan kelihatannya."

"Makasih ya Pak, sudah menyediakan kopi buat saya selama yang berkuliah di sini. Sekarang saya mau menggunakan hasil belajar saja buat mendapat pekerjaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun