"Permakultur yang baik," pujiku dalam hati, kagum. Aku yakin permakultur itu adalah buah kesengajaan para pastor Kapusin di Domus Patrum. Mereka konsekuen mengamalkan prinsip Fransiskus terkait pemeliharaan dan kelestarian lingkungan alam."
Permakultur Domus Patrum itu masih bisa lebih sempurna. Â Ruang kosong di bawah tajuk pepohonan masih bisa diisi dengan tanaman penutup tanah yang bermanfaat. Misalnya kumis kucing, beluntas, sereh, dan laos. Dengan begitu tanaman penghuninya menjadi lebih lengkap: buah, herba. dan hias.Â
Laudato Si, Terpujilah Tuhan
Kehadiran permakultur di Domus Patrum itu tentulah hasil praksis prinsip Santo Fransiskus tentang pelestarian dan keserasian lingkungan hidup. Penghutanan pekarangan itu pastilah bukan akibat kemalasan para pastor dan seminaris.
Boleh dikata, permakultur itu adalah wujud nyata anjuran Ensilik Paus Fransiskus Laudato Si (Terpujilah Tuhan, 2015). Ensiklik itu membabar masalah krisis ekologis (lingkungan global) akibat ulah manusia. Lalu, sebagai solusi, manusia diajak melakukan pertobatan ekologis.Â
Tobat ekologis itu  sebuah langkah manusia untuk, pertama,  menerima dan menempatkan dirinya sebagai bagian integral dari lingkungan alam. Lalu,  kedua, manusia melakukan langkah-langkah kongkrit untuk memulihkan kelestarian dan keserasian relasi-relasi ekologis.
Frasa Laudato Si yang menjadi judul ensiklik itu diambil dari Kidung Saudara Matahari, gubahan Santo Fransiskus. Â Kidung itu adalah puji syukur Fransiskus kepada Tuhan karena telah dikaruniai saudara-saudara Matahari, Bulan, Bintang, Angin, Air, Api dan Saudari Ibu Pertiwi.Â
Khusus terkait Saudari Ibu Pertiwi, Santo Fransiskus berkata:
"Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari kami Ibu Pertiwi; dia menyuap dan mengasuh kami, dia menumbuhkan aneka ragam buah-buahan, beserta bunga warna-warni dan rumput-rumputan."
Menjadi teranglah bahwa rerimbun tanaman buah-buahan, rerumputan (herba), dan bunga-bungaan di area permakultur Domus Patrum SMCS itu adalah kidung puji syukur kepada Tuhan. Â Itulah buah sekaligus bukti pertobatan ekologis.Â
Pada akhirnya sebuah harapan selayaknya disampaikan di sini. Semoga tak hanya di Domus Patrum SMCS, tapi di semua komplek layanan Kapusin Medan permakultur itu menjadi praksis Laudato Si yang jamak.