Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Permakultur, Jejak Santo Fransiskus di Domus Patrum Seminari Menengah Siantar

30 Desember 2024   15:29 Diperbarui: 31 Desember 2024   10:17 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rerimbunan permakultur Domus Patrum SMCS Siantar dengan latar belakang kapel seminari (Dokpri)

"Permakultur yang baik," pujiku dalam hati, kagum. Aku yakin permakultur itu adalah buah kesengajaan para pastor Kapusin di Domus Patrum. Mereka konsekuen mengamalkan prinsip Fransiskus terkait pemeliharaan dan kelestarian lingkungan alam."

Permakultur Domus Patrum itu masih bisa lebih sempurna.  Ruang kosong di bawah tajuk pepohonan masih bisa diisi dengan tanaman penutup tanah yang bermanfaat. Misalnya kumis kucing, beluntas, sereh, dan laos. Dengan begitu tanaman penghuninya menjadi lebih lengkap: buah, herba. dan hias. 

Tanaman hias di bawah naungan pepohonan, aksen elok di area permakultur Domus Patrum SMCS (Dokpri)
Tanaman hias di bawah naungan pepohonan, aksen elok di area permakultur Domus Patrum SMCS (Dokpri)

Laudato Si, Terpujilah Tuhan

Kehadiran permakultur di Domus Patrum itu tentulah hasil praksis prinsip Santo Fransiskus tentang pelestarian dan keserasian lingkungan hidup. Penghutanan pekarangan itu pastilah bukan akibat kemalasan para pastor dan seminaris.

Boleh dikata, permakultur itu adalah wujud nyata anjuran Ensilik Paus Fransiskus Laudato Si (Terpujilah Tuhan, 2015). Ensiklik itu membabar masalah krisis ekologis (lingkungan global) akibat ulah manusia. Lalu, sebagai solusi, manusia diajak melakukan pertobatan ekologis. 

Tobat ekologis itu  sebuah langkah manusia untuk, pertama,  menerima dan menempatkan dirinya sebagai bagian integral dari lingkungan alam. Lalu,  kedua, manusia melakukan langkah-langkah kongkrit untuk memulihkan kelestarian dan keserasian relasi-relasi ekologis.

Saudara anjing di teras Domus Patrum SMCS, bagian integral dari ekosistem rumah Kapusin (Dokpri)
Saudara anjing di teras Domus Patrum SMCS, bagian integral dari ekosistem rumah Kapusin (Dokpri)

Frasa Laudato Si yang menjadi judul ensiklik itu diambil dari Kidung Saudara Matahari, gubahan Santo Fransiskus.  Kidung itu adalah puji syukur Fransiskus kepada Tuhan karena telah dikaruniai saudara-saudara Matahari, Bulan, Bintang, Angin, Air, Api dan Saudari Ibu Pertiwi. 

Khusus terkait Saudari Ibu Pertiwi, Santo Fransiskus berkata:

"Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari kami Ibu Pertiwi; dia menyuap dan mengasuh kami, dia menumbuhkan aneka ragam buah-buahan, beserta bunga warna-warni dan rumput-rumputan."

Menjadi teranglah bahwa rerimbun tanaman buah-buahan, rerumputan (herba), dan bunga-bungaan di area permakultur Domus Patrum SMCS itu adalah kidung puji syukur kepada Tuhan.  Itulah buah sekaligus bukti pertobatan ekologis. 

Pada akhirnya sebuah harapan selayaknya disampaikan di sini. Semoga tak hanya di Domus Patrum SMCS, tapi di semua komplek layanan Kapusin Medan permakultur itu menjadi praksis Laudato Si yang jamak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun