Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pelajaran Menggambar, Secuil Kisah Formasi Imam di Seminari Menengah Siantar

23 Oktober 2024   15:57 Diperbarui: 24 Oktober 2024   10:15 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu pemindahan obyek awan di langit itu ke atas kertas harus dilakukan secepat mungkin dalam bentuk sketsa. Tidak boleh berlama-lama karena pola atau bentuk awan bisa berubah dengan cepat. Setelah sketsa dibuat dengan cepat, barulah penyelesaian gambar. Pada tahap ini imajinasi bekerja bebas, mengubah pola dan bentuk awan agar lebih artistik. Realitas model awan di langit, terserahlah.

Societa. Dalam Gereja Katolik belarasa (societa) itu dasarnya persaudaraan berbasis iman Katolik. Belarasa itu tak muncul begitu saja, tapi harus melalui sosialisasi nilai persaudaraan dan kepedulian pada sesama. 

Nilai belarasa itu sebenarnya bisa saja terinternalisasi lewat kegiatan menggambar kisah-kisah dalam Injil, semisal kisah orang Samaria yang baik hati, Yesus memberi makan 5,000 orang, Veronika mengusap wajah Yesus di "Jalan Salib" dan sebagainya. Tapi itu kelak pada tahap lanjut. Aku tak sempat tiba di tahap itu.

Aku hanya sempat ikut belajar membuat gambar mosaik sebagai wahana menumbuhkan nilai belarasa. Awalnya kami tidak tahu sebenarnya mau membuat apa. Pastor Philipus hanya membagikan dua potong kertas sebangun (diberi nomor sama) kepada setiap orang, satu kecil berkelir dan satu lagi besar putih kosong. Lalu masing-masing diminta menggambari potongan kertas besar mengikuti pola warna potongan kertas kecil. 

Setelah semua potongan kertas besar diwarnai, Pastor Philipus kemudian menyusunnya pada selembar kertas gambar besar, sesuai urutan nomor. Hasilnya adalah gambar mosaik kepala manusia. Kami takjub dengan hasil kerja yang tak terduga itu.

Proses menggambar mosaik itu mengajarkan nilai kerjasama, peduli satu sama lain, untuk mewujudkan tujuan bersama. Tidak boleh ada yang bertindak semaunya sendiri. Jika ada yang demikian maka gambar mosaik akan buruk, atau tak sesuai harapan. Orang-orang yang egoistik dalam masyarakat juga akan menciptakan wajah sosial yang kacau, miskin harmoni dan cinta-kasih.

Sanitas. Jiwa dan raga itu dwitunggal yang saling pengaruh secara linear. Semakin sehat jiwa semakin sehat pula raga dan sebaliknya.

Pelajaran mengambar di seminari termasuk kegiatan membina kesehatan jiwa dan raga. Penjelasannya sederhana. Menggambar itu, jika kini merujuk Michel Foucault, merupakan bagian dari kegiatan besar manusia melukis hidupnya seindah mungkin.

Menghasilkan karya gambar yang indah dengan demikian adalah cara seseorang memperhatikan dirinya dengan baik dan, karena itu, dia pasti bisa juga memperhatikan orang lain secara baik. Patokan Injilinya, perbuatlah kebaikan pada orang lain sebagaimana engkau perbuat pada dirimu sendiri.

Begitulah Pastor Philipus menjadikan pelajaran menggambar sebagai jalan bagi seminaris untuk membangun model terbaik dirinya. Dia tidak menentukan standar baku untuk karya gambar baik, sebab dia yakin karya gambar setiap orang adalah yang terbaik dari diri orang itu.  

Kegiatan menggambar bersama Pastor Philipus dengan demikian  adalah suatu relaksasi atau bahkan rekreasi. Tidak terbebani dengan target baku. Karena itu hati menjadi gembira dan tubuh menjadi rileks. Begitulah jiwa-raga menjadi sehat. Itu modal penting bagi seorang imam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun