Penjelasannya secara ringkas begini. Sanctitas merujuk pada spiritualitas atau secara spesifik kesalehan. Scientia menunjuk pada intelektualitas atau rasionalitas berdasar sains.
Societa itu menyangkut kepekaan rasa, bela rasa, atau merujuk pada nilai-nilai humanitas -- khususnya keluhuran budi, kedewasaan emosional, kepemimpinan, dan komunikasi -- dan pada individu (calon) imam. Sedangkan sanitas merujuk pada kesehatan jiwa-raga, rohani dan jasmani.
Program pendidikan, kurikuler dan ekstra-kurikuler, di SMCS dengan demikian didisain untuk mendukung formasi imam yang memenuhi baku mutu sanctitas, scientia, societa, dan sanitas.
Setiap hari sejak dari bangun tidur pukul 05.00 subuh sampai naik ke peraduan pukul 23.30 malam, setiap kegiatan dirancang untuk pembentukan empat nilai itu dalam diri seminaris.
Garis besarnya begini. Mulai dari subuh. Bangun lalu buang hajat, cuci muka, dan sikat gigi (sanitas). Lanjut Misa pagi di kapel (sanctitas), disambung belajar mandiri pagi (scientia). Setelah itu sarapan pagi dan cuci piring (sanitas), dilanjutkan pelajaran di kelas (scientia) sampai siang. Setelah makan siang dan cuci piring (sanitas), ada pilihan untuk tidur siang atau cuci/seterika pakaian sendiri (sanitas).Â
Sore hari sampai malam. Ada pelajaran di kelas lagi (scientia), sebelum olah raga sore (sepakbola, volly, basket, bulutangkis) atau kerja bakti membersihkan lingkungan atau merawat kebun/ternak (sanitas dan societa).
Sore setelah mandi, doa di kapel (sanctitas) dilanjut makan malam (sanitas), belajar mandiri (scientia) dan rekreasi (societa dan sanitas), lalu ditutup dengan doa malam di kapel (sanctitas) sebelum tidur.
Di sela kegiatan rutin itu, tentu ada ragam kegiatan terprogram sebagai bagian dari pembentukan empat nilai tadi pada diri seminaris. Antara lain bisa disebutkan wajib baca buku fiksi dan rohani (scientia dan sanctitas), kompetisi olahraga dan seni (societa dan sanitas), retret/rekoleksi dan pengakuan dosa (sanctitas), musik liturgi (sanctitas), majalah (societa), kunjungan stasi/umat (societa dan sanctitas), serta wisata, long march dan outing (societa dan sanitas).
Merujuk visi SMCS, semua itu dilakukan untuk "menghasilkan calon-calon imam unggul dan mandiri yang berdampak bagi gereja dan masyarakat." Unggul di situ, sesuai misi SMCS, menunjuk pada kualitas tangguh dan militan. Tentu dalam koridor nilai-nilai sanctitas, scientia, societa, dan sanitas.
Proses pendidikan seminari itu tak pernah mudah, baik bagi para pastor pengelola dan guru pengajar maupun bagi para seminaris. Ada sakit, lelah, jemu, kecewa, marah, sedih, dan air mata seminaris dalam menjalani pesemaian panggilannya. Disamping, tentu saja, juga ada tawa gembira, semangat, kerjasama, kebanggaan, dan solidaritas antar seminaris.