"Ojo kesusu" -Presiden Joko Widodo, menyitir petuah Jawa.
Seorang suami kepergok istrinya sedang makan siang berdua dengan seorang perempuan di sebuah restoran.Â
Istri: "Dasar laki-laki tukang selingkuh!"
Suami: "Ini tidak seperti yang kamu lihat. Saya bisa jelaskan."
Istri: Â "Aku sudah lihat! Tak ada lagi yang perlu dijelaskan! !"
Benarkah sang suami selingkuh? Bagaimana kalau perempuan teman makan siang itu adalah calon mitra bisnis? Atau mungkin konsultan pajak?
Apapun itu, istrinya sudah langsung menyimpulkan suaminya selingkuh. Tanpa memeriksa fakta lebih dalam. Cukup pakai framing subyektif saja. Â
Framing etnosentrisme. Menilai dan menyimpulkan tindakan orang lain secara kilat berdasar nilai-nilai, anggapan-anggapan, dan pengalaman pribadi atau kelompok sendiri.
Itu namanya istri ke-su-su. Â Keburu nafsu menyimpulkan makna secuil fakta.
Ojo Kesusu Itu Multi-faset
"Ojo kesusu," jawab Presiden Joko Widodo, Jokowi, saat ditanya wartawan tentang siapa capres atau cawapres yang direstuinya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!