Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Putri Ariani, Kealpaan Negara, dan Diskriminasi dalam Industri Hiburan Kita

15 Juni 2023   10:21 Diperbarui: 15 Juni 2023   13:12 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu gak dianggap, sekarang diangkat-angkat. Soalnya, apa saja info tentang Putri sekarang bisa mendulang viewers. Dan hukum algoritmanya adalah more viewers more money. Putri Ariani is money. Begitulah industri hiburan kita memandang Putri.

Dalam kasus Putri Ariani, industri hiburan kita hari ini jelas bukan produsen. Tapi konsumen barang jadi. Putri "menjadi" dulu atas jerih-payah sendiri dengan dukungan keluarganya. Setelah "menjadi" (Golden Buzzer AGT), berbagai pihak di industri hiburan tanpa taumalu berebut mencuil manfaat darinya. 

Wasanakata

Dalam masyarakat Batak ada satu pepatah yang nadanya pedas. Katanya, "Ido bangkoni halak hita. Situnjang naung gadap, sitogu naung jongjong." Artinya, "Begitulah tabiat bangsa kita. Menginjak yang terjerembab, menuntun yang berdiri."

Pepatah itu pantas menjadi renungan bagi kita, khususnya kalangan pemerintah sebagai representasi negara dan pelaku industri hiburan di tanah air. Tak pantas mengelu-elukan Putri Ariani dengan intensi penghargaan semu. Sebab di baliknya ada kepentingan pemetikanmanfaat politis dan ekonomis dari buah jerih-payah seorang anak bangsa di tengah kendala difabilitasnya.

Keberhasilan Putri selayaknya menjadi inspirasi. Inspirasi bagi pemerintah, agar mengambil dan menjslankan kebijakan khusus untuk pengembangan potensi kelompok warga difabel. 

Kebetulan kini ada program "Merdeka Belajar". Bolehlah kita meminta Mendikbudristek Nadiem Makarim untuk merancang dan menjaankan program "Merdeka Belajar" khusus kelompok anak difabel.

Inspirasi bagi pelaku industri hiburan khususnya musik dalam negeri. Berhentilah bersikap diskriminatif terhadap kaum difabel yang berbakat seni musik. Berhentilah muncuil manfaat dari sukses mandiri individu-individu difabel. Dukunglah mereka untuk meraih impiannya, sejauh secara obyektif hal itu rasional. Jadilah produser yang adil. 

Kita pernah mengenal para difabel yang berjaya di dunia hiburan. Di aras internasional ada Ray Charles, Stevie Wonder, Jose Feliciano, dan Andrea Bocelli, untuk menyebut beberapa. Di aras nasional pernah ada penyani pop Ramona Purba di era 1980-an dan penyanyi dangdut Asep Irama tahun 1990-an.

Jangan pernah lagi menginjak yang terjerembab tapi menuntun yang berdiri. Masih sangat banyak "Putri" lain yang terjerembab dengan potensinya. Angkatlah dan tuntunlah. (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun