Entah penulis memilih sudut pandang "orang pertama" atau "orang ketiga -- keduanya paling lazim -- hal itu bukan indikasi langsung ada tidaknya  going native.
Maksudku, begini.
Sudut pandang "orang pertama" tak serta merta going native. Sebaliknya sudut pandang "orang ketiga" tak serta merta pula anti-going native.
Bukan. Bukan seperti itu.Â
Bisa saja keduanya going native. Atau sebaliknya anti-going native.
Tergantung pada tipe "orang pertama" dan "orang ketiga" itu. Apakah dia orang yang terlibat masuk sepenuhnya, lebur, Â ke dalam satu karakter dan konteks perkisahan. Atau lebih sebagai penonton yang menulis laporan pandangan mata.
Keterlibatan penuh, itu kuncinya. Â Dalam arti menjadi satu karakter dalam kisah. Serta, lebur ke dalam konteks sosial kisah.
Sehingga tak ada "jarak sosial" antara pencerita -- atau penulis -- dengan kisah fiksinya. Tak perduli dia hadir sebagai "orang pertama" Â atau "orang ketiga".
Sulit dibayangkan?Â
Baiklah. Saya akan beri contoh pengalamanku sendiri.
***