***
Saya bukan seorang penulis fiksi. Tapi seorang penulis non-fiksi, laporan riset saintifik.Â
Hanya saja, saya percaya seseorang hanya bisa menjadi penulis non-fiksi yang "membumi", bila dia bisa menulis fiksi.Â
Maka akupun belajar menulis fiksi. Hasilnya sketsa "Poltak".Â
Kutulis sketsa "Poltak" itu dengan metodeku sendiri. "Metode tanpa metode" yang anarkis ala filsuf Paul Feyerabend. Mungkin caraku itu anti-teori sastra.
Caraku itu telah kusebut sebagai "biografi fiksional". Telah kuterangkan tadi.
Intinya, saya membayangkan Poltak dan lingkungan sosial dan alamnya sebagai ajang riset sosisl kualitatif. Lalu saya secara sadar going native  ke dalam ajang itu merupa Poltak yang serba tahu segala. Maka keluarlah "laporan" berupa kisah subyektif karakter Poltak.
Apakah itu gampang?
Entahlah. Yang kutahu, saya beruntung karena pernah mempelajari metode riset kualitatif, etnografi, dan metode biografi. Pengetahuan itu sungguh membantuku saat menganggit sketsa biografi fiksional "Poltak".
Begitupun, saya tak hendak mengklaim "biografi fiksional" sebagai cara baru, temuanku. Tidak. Â Mungkin saja para sastrawan dan teorisi sastra sudah lama tahu cara itu. Hanya beda istilah saja.
Mari kita diskusikan saja. Saya ingin belajar lebih banyak.