Semacam frasa naik ke atas, turun ke bawah, maju ke depan, dan mundur ke belakang.
Ah, contoh terakhir kendati lebay, ada logikanya. Mundur ya ke belakang. Benarlah itu. Masa ke depan?
Lha, lubang sumur? Sumur itu kan lubang. Berarti "lubang sumur" itu "lubang (dari) lubang" atau "sumur (dari) sumur".Â
Lha, dimana logikanya. Pleonasme ya pleonasme. Licentia poetica ya licentia poetica. Tapi kudu masuk akal juga, kan.
Lubang berlubang. Pleonasme macam mana itu.
Lalu, frasa punggung kabel listrik?
Majas personifikasi. Itu kata Ayah Tuah. Sambil memberi contoh: "angin berbisik" dan "nyiur melambai."
Dua contoh terakhir ini logis. Desau angin itu semacam bisikan pacarmu. (Daun) nyiur melambai itu semacam pacarmu melambaikan tangan di darmaga.
Tapi punggung kabel listrik?
Proses imajinasinya gimana, ya? Bisa-bisanya bentang kabel dipersonifikasi jadi pacarmu. Dan kamu "bertengger" di punggungnya.
Lagian, kalau ada punggung kabel, tentu ada perutnya, kan? Gimana cara membedakannya, coba.Â