Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #101] Dendam Kesumat Penilik Sekolah

23 Desember 2022   05:49 Diperbarui: 23 Desember 2022   06:40 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/Dok. Istimewa)

"Bah, rahasialah itu. Nanti tujuhbelas Agustus kalian tontonlah aku membacanya di lapangan Pagoda Parapat." Jawaban yang membuat seisi kelas jadi penasaran.

Jumat 17 Agustus 1973.  Perayaan Hari Ulang Tahun Ke-28 Kemerdekaan Indonesia di Lapangan Pagoda, Parapat.

Pola kegiatan berulang. Dimulai dengan upacara peringatan detik-detik proklamasi. Dilanjutkan dengan kegiatan lomba-lomba Agustusan. Diakhiri dengan pengumuman pemenang dan pembagian hadiah dan piagam.

SDN Hutabolon belum terkalahan pada lomba lari 100 meter putra. Binsar belum punya saingan.

Pada lomba lari 100 meter putri ada kemajuan. Tiur berhasil menyabet juara dua. Tahun lalu juara tiga.

Turun prestasi terjadi pada lomba tarik-tambang. Hanya mampu merebut posisi juara dua. Poltak sudah menduganya. Tanpa kehadiran Polmer, yang sudah berpulang, tim tarik tambang SD Hutabolon tak sekuat tahun lalu. 

Tapi ada yang baru tahun 1973 ini. Lomba menulis dan membaca puisi perjuangan kemerdekaan. 

Dilaksanakan di Pagoda, lomba ini menyedot perhatian murid-murid dan guru-guru SD sekecamatan Parapat. 

Ada delapan orang peserta. Masing-masing mewakili SD Hutabolon, SD Hutagurgur, SD Sigirsang, SD Siganding  SD Paropatsuhi, SD Tarabunga, SD Pardomuan, dan SD Pardolok. Setiap peserta wajib membacakan puisi karangan sendiri di hadapan dewan juri.

Dewan juri terdiri dari tiga orang. Ketuanya Frater Ambrosius, penyair dari Seminari Tinggi Parapat. Anggotanya Pak Rapolo, Penilik Sekolah Kecamatan Parapat dan Pak Nahum, seorang guru Bahasa Indonesia di SMP Parapat.

Urutan tampil peserta ditetapkan melalui undian. Poltak, wakil SD Hutabolon, mendapat nomor terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun