"Ayo, kita ke tao," ajak Buntora kepada para laenya, iparnya itu. Sambil menghisap ingusnya. Slap.
"Badia! Hisar! Ayo ke tao!" Buntora mengajak juga dua orang temannya ikut ke tao, danau.
Enam anak sebaya itu berlari menyusuri jalan tanah landai ke tao, danau, ke bibir teluk Binangalom.
"Tulang Juangsa! Mau kemana, tulang!"Â
Buntora berteriak kepada seorang pemuda di anjungan sebuah kapal di pelabuhan.
"Tes mesin! Ke Situmurun!"Â
Pemuda bernama Juangsa itu, kenek kapal, dan seorang lelaki paruh baya yang duduk di bilik kemudi baru selesai mereparasi mesin kapal.
"Kami boleh ikut, ya, tulang?" Kali ini Hisar yang memohon.
"Boleh! Ayo! Naik semua!" Â
Keenam anak itu segera berlompatan naik ke lantai haluan kapal.Â
"Bah, siapa pula teman-temanmu ini, Buntora?" Jurumudi kapal bertanya heran.