Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengelola Relasi dengan Tetangga Toksik

20 Oktober 2022   14:54 Diperbarui: 21 Oktober 2022   16:01 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar dari pengalaman Poltak, kunci pengelolaan relasi dengan tetangga yang toksik adalah penerapan prinsip-prinsip toleransi, akomodasi, stalemate, dan konflik secara terukur. 

Sedapat mungkin terapkan cara-cara toleran, tapi jika terpaksa, jangan ragu menerapkan cara konflik.  Keduanya adalah dua ujung ekstrim dalam kontinuum cara mencapai keserasian relasi ketetanggaan.

Tapi ada biaya yang harus dibayar setelah menerapkan cara-cara kelola relasi dengan tetangga toksik itu. Pada kasus Poltak, relasinya dengan tiga tetangga toksik itu tak pernah sama lagi dengan sebelum konfflik kepentingan terjadi.

Secara sosio-psikologis, Poltak telah menjaga jarak dengan tiga tetangganya itu. Dia sudah mempersepsikan tetangganya toksik. Mendekat-dekatkan diri dengan tetangga macam itu sama saja mengundang semburan "racun" lagi.

Sebaliknya, Poltak juga sadar. Bagi tiga tetangganya, dia mungkin dipersepsikan toksik juga. Sebab mengganggu pemenuhan kepentingan mereka -- yang hanya dipersoalkan oleh Poltak. Jadi mereka juga jaga jarak pada Poltak.

Tapi ketidak-nyamanan sosio-psikologis semacam itu adalah keniscayaan. Itu adalah risiko-risiko yang harus diterima dalam pertetanggaan. Sebab mustahil tetangga harus seperti yang kita mau. Sama mustahilnya juga, kita harus sesuai dengan yang tetangga mau. (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun