Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merokok Itu Soal Budaya, Bukan Bahaya

10 Oktober 2021   07:50 Diperbarui: 10 Oktober 2021   12:30 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berhentilah bicara bahaya merokok. Lalu mulailah bicara budaya merokok." -Felix Tani

Ende, suatu hari di tahun 1990.

Pit dan aku bertamu ke rumah Bruder Tim di komplek gereja Katedral Ende. Dia tokoh pendidikan Katolik di Ende.

Bruder Tim, berdarah Belanda. Usainya 85 tahun waktu itu. Tapi gerak dan tampilannya seolah masih 70 tahun. Pikiran jernih, suara lantang, mata awas, kuping tajam. Badan tegak, jalan cepat.

"Berhentilah merokok itu. Biar bruder sehat. Panjang umur." Nasihat Pit pada Bruder Tim yang merokok tiada henti.

Pit, mantan pastor, insan anti-rokok tulen. Aku, karena satu mukjizat, tak merokok lagi waktu itu. [1]

"Aih. Kata orang merokok bisa bikin mati. Tapi saya, kalau stop merokok, serasa mati, sudah." Bruder Tim tergelak. Seraya menghembuskan asap rokoknya. Persis lokomotif diesel tua.

Pit dan aku ikut tergelak.

Ya, apa mau dikata. Usia normal manusia menurut Mazmur Daud 70 tahun. Kalau terberkati, bonus 10 tahun. Upahnya derita.

Bruder Tim sudah 85 tahun. Melampaui ukuran Mazmur Daud. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun