Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dialog Imajinatif

14 Juni 2023   13:44 Diperbarui: 14 Juni 2023   13:48 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Serpihan Identitas/Dokpri

"Bukankah kau sendiri pria tua yang berkata, semua yang terjadi di bawah kolong langit adalah urusan setiap orang yang berpikir"

"Kau, juga yang memberiku pandangan dalam menulis, jelas menulis bukan hanya untuk memburu kepuasaan pribadi. Menulis harus juga mengisi hidup"

"Karyamu memang abadi pria tua!"

"Mengarang adalah bekerja untuk keabadian"

            Dawam mendengar suara dari luar kamar memanggilnya. Ibundanya memanggilnya. Katanya ada tukang pos yang cari. Dawam keluar dari kamarnya. Ke depan rumah.

            "Ini ada kiriman paket", kata pak pos.

            "Ia pak, makasih"

            "Tanda tangan disini dulu nyong", kata pak pos

            Setelah itu Dawam kembali masuk ke dalam kamarnya. Membuka kiriman paketnya. Dua buku, Arus Balik -- Pramoedya Ananta Toer, dan Prison Book -- Antonio Gramsci.

            Dawam membaca sepintas, "Kaum Intelektual", "Semua manusia mempunyai potensi untuk menjadi kaum intelektual, sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki, dan dalam cara menggunakannya. Tetapi tidak semua orang adalah intelektual dalam fungsi sosial. Kaum intelektual dalam makna fungsional terbagi menjadi dua kelompok. Pada kelompok pertama terdapat kaum intelektual profesional 'tradisional', kaum pujangga, ilmuwan dan sebagainya, yang mempunyai posisi dalam celah masyarakat yang mempunyai aura antarkelas tertentu, tetapi berasal dari hubungan kelas masa silam dan sekarang serta melingkupi pembentukan berbagai kelas historis. Yang kedua, terdapat kaum intelektual 'organik', unsur pemikir dan pengorganisasi dari sebuah kelas sosial fundamental tertentu. Kaum intelektual organik ini dapat dengan mudah dibedakan melalui profesi mereka, yang mungkin menjadi karateristik pekerjaan kelas mereka, bukan melalui fungsi mereka dalam mengarahkan gagasan aspirasi kelas organik mereka".

            Di rak bukunya terdapat Tetralogi Buru -- Pram. Dan novel Korupsi. Ia baru membaca 2 dari karya Tetralogi Buru. Ia lagi menyukai karya Sastra Realisme Sosialis. Membaca karya Sastra Realisme Sosialis seperti karya Pram atau Gorky adalah bagian dari membentuk untuk menulis kembali sastra gerakan. Dawam memang menyukai sastra kiri dan juga sastra islami. Diadopsi sastra kiri sebagai strategi gambaran perjuangan. Bukan acuan nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun