Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serpihan Kenangan Gerakan (2)

16 Mei 2023   10:20 Diperbarui: 17 Mei 2023   12:42 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dijalan mereka berteriak "Revolusi, Revolusi, Revolusi. Revolusi sampai mati"

"Rakyat pasti menang, pasti menang, pasti menang"

Sembari lagu khas dalam aksi dinyanyikan, "Disini negeri kami, tempat padi terhempas. Samuderanya kaya raya. Di negeri permai ini, berjuta rakyat masih melunta, anak kurus tak sekolah. Pemuda desa tak kerja. Mereka dirampas haknya. Tergusur dan lapar. Bunda relakan darah juang kami. Untuk membebaskan rakyat"

Sejak Februari 1998, kehidupan kampus di seluruh negeri mendadak lebih bergairah dan lebih semarak. Spanduk dan baliho warna warni berjuntai-juntai memenuhi berbagai tempat strategis di pelataran masing-masing kampus. Inilah rangkaian aksi demonstrasi gerakan mahasiswa terbesar sepanjang sejarah orde baru, menuntut penurunan harga sembako, reformasi ekonomi, politik, hukum, dan moral. Tak lepas mahasiswa mengecam keras praktek monopoli, korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sudah begitu parah.

Di seberang tempat yang lain, di Malang tepatnya, di Universitas Muhammadiyah Malang. Para mahasiswa berkumpul, hampir 200-an mahasiswa. "Mereka yang merupakan suatu kelompok masyarakat yang sadar dan tersadarkan. Suatu kelompok masyarakat yang sesungguhnya memiliki peran sangat penting dalam dinamika sosial suatu masyarakat".

"Kemunculan peranan suatu kelompok masyarakat ini dalam kehidupan sosial politik bangsa Indonesia merupakan fenomena khas abad 20. Mahasiswa disebabkan oleh beberapa kualitasnya yang spesifik, tampil sebagai suatu lapisan masyarakat yang vokal, berorientasi ke depan sehingga menjadi idealis".

Mahasiswa-mahasiswa yang berkumpul di Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, mereka yang menggabungkan masjid dan gerakan. Gerakan perlawanan dari masjid kampus. Meletakkan dasar teologis yang kuat bagi perkembangan masjid sebagai sebuah kekuatan otonom yang menghimpun potensi progresif unsur-unsur perubahan dalam masyarakat Islam. Sebagai pusat pembangunan kesadaran, masjid direvitalisasi dan diperhadapkan secara langsung dengan kenyataan-kenyataan praktis, sebagai pusat aktivitas dan penggerak aktivis ummat.

Tekanan yang dilakukan penguasa justru mendorong lahirnya format baru gerakan di dalam tubuh mahasiswa. Jika kampus sudah tidak lagi memberi ruang aman dan lapang bagi tumbuhnya idealisme, maka arena di luar kampus memberi tempat yang luas bagi tumbuhnya idealisme itu. 

Tahun 1980-an adalah masa-masa dimana para aktivis gerakan mahasiswa mulai membangun format gerakan yang berbasis luas di tengah masyarakat sekaligus secara politik lebih aman untuk memelihara situasi kondusif bagi uasaha untuk membentuk gerakan mahasiswa yang lebih solid.

Bentuk-bentuk forum non formal menjadi pilihan dikarenakan sifatnya yang fleksibel dan tidak mudah disentuh tangan-tangan penguasa. Pada tahun 1980-an ini pula, para aktivis Islam juga mulai membangun kekuatan gerakannya dengan masif. Sebagian aktivis mahasiswa lebih memilih untuk bergabung dengan LSM-LSM atau forum-forum non formal dan sebagian lagi, khususnya aktivis Islam memilih untuk membentuk gerakannya di masjid-masjid kampus.

"Usaha pemerintah untuk mengontrol kampus tampaknya hanya berhasil di permukaan. Tumbuhnya kelompok pemuda Islam yang lebih urban dalam tradisi maupun cara berpikir melahirkan sosok kelompok Islam baru yang lebih kritis dan independen. Iklim akademis sedikit banyak telah memberikan sumbangan besar bagi tumbuhnya kelompok ini. Mereka kaya akan tradisi literasi dan cukup berani untuk membuka cakrawala berpikir baru yang lebih segar bagi gerakan Islam di Indonesia. Terbukti dari meluasnya penerbitan-penerbitan yang menerjemahkan tulisan-tulisan dari para pemikir Islam Timur Tengah maupun Asia Selatan baik itu yang berorientasi modernis maupun yang berorientasi revivalis".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun