Mohon tunggu...
Muhajir Hakim
Muhajir Hakim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Satyam, Oh Satyam, Enron-Nya India:Profesionalisma Berujung Pidana

12 Agustus 2017   01:01 Diperbarui: 12 Agustus 2017   02:39 14411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 

Abstrak

Permasalahan/tujuan -- Artikel ini membahas tentang manipulasi laporan keuangan yang dilakukan secara bersama-sama oleh manajemen dan auditor dimana keduanya terlibat dalam persekongkolan dan memiliki benturan kepentingan yang masif. Peran ini dimainkan oleh Satyam dan Pricewaterhouse Coopers. Permasalahan yang dibahas dalam kasus ini adalah penyebab terjadinya kasus Satyam dan dampaknya serta penyebab auditor tidak dapat mendeteksi manipulasi laporan keuangan. Tujuan dari artikel ini adalah membahas dan menganalisis kasus Satyam dari perspektif etika profesi dan tanggungjawab profesi agar menjadi pelajaran berharga di masa yang akan datang.

Pembahasan -- Hasil analisis menyimpulkan bahwa kesalahan auditor PWC dalam mengaudit Satyam bukan karena auditor PWC itu tidak profesional tetapi karena auditor PWC sudah "tuna etika". Banyak sekali kesalahan auditor yang sudah dilakukannya bahkan kesalahan yang sama telah dilakukan berulang kali. Tidak jera mereka dalam kasus Enron sampai berani melakukannya lagi dalam kasus Satyam. Profesionalisma itu kini tinggal kenangan dan akhirnya berujung pada pidana. Ini adalah pelajaran berharga tentang bagaimana pentingnya memulihkan kembali public trust terhadap mata rantai penyedia pelaporan korporasi. Auditor harus berbenah diri mulai sekarang. Pegang teguh professional skepticismdan professional judgement yang semestinya dalam audit karena skandal-skandal besar masih akan ada di kemudian hari. Ingat bahwa ketamakan, keserakahan atau greed saat ini telah menembus segala waktu dan tempat.

Kata Kunci-- Profesionalisma, criminal negligence, Satyam, Pricewaterhouse Coopers.

 

 I. Pendahuluan

Kalau di Amerika Serikat kita mengenal peristiwa ambruknya Enron yang melakukan kecurangan akuntansi bersama firma akuntansi ternama Arthur Andersen yang kemudian disusul dengan dibubarkannya KAP tersebut, maka kasus yang sama terjadi lagi di India. Kali ini kecurangan dilakukan oleh Satyam bersama Pricewaterhouse Coopers (PWC) sebagai auditor independennya yang disusul dengan disanksinya KAP itu. Banyak orang yang menyamakan kasus Satyam ini sama dengan kasus Enron sehingga kasus ini terkenal dengan nama Enron India.

Dalam skala makro sosial, dapat kita cermati bahwa praktik sosial yang sedang berlangsung saat itu menggambarkan kebobrokan moral dalam segala dimensinya. Bagaimana tidak, kebobrokan moral itu sudah menjelma dan membudaya yang berlangsung sangat masif di kalangan pelaku busines. Dalam skala internasional, peristiwa Enron yang terjadi berulang di India telah menunjukkan lemahnya moralitas di kalangan profesional terutama auditor.

Ibarat sebuah film, auditor dalam kasus tersebut selalu menjadi aktor utama dari berbagai skandal. Jika skandal Satyam di-film-kan, alur ceritanya akan sama dengan Enron. Ada pimpinan tertinggi yang suka mengatur target laba dan kinerja bawahannya. Dia ibarat seorang raja dan bertindak feodal. Rekan-rekan dan stafnya takut kepadanya. Mereka juga merupakan pengikut setia yang ikut menikmati dan kebagian hasil curian. Ia rakus. Kerakusannya dibiayai dari kecurangan di perusahaannya sendiri. Jika apa yang dia tetapkan tidak berhasil atau tidak tercapai, ia melakukan manipulasi laporan keuangan.

Itulah gambaran kasus Satyam yang sesungguhnya. Dalam dunia akademik, skandal ini menjadi titik tolak untuk mengkaji secara luas dan mendalam dari berbagai aspek yang berkaitan dengan praktik profesional auditor. Etika sebagai media pengkritisan atas moral adalah salah satu aspek yang diminati. Sesuatu yang mendasar dalam praktik busines dan praktik profesional auditor adalah terabaikannya etika profesi. Oleh karena itu melalui artikel kali ini penulis akan membahas dan menganalisis kasus Satyam dari perspektif etika profesi dan tanggungjawab profesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun