Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 15)

29 April 2018   16:52 Diperbarui: 29 April 2018   17:00 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Melihat hal ini, Pang ketakutan setengah mati. Baru saja ia akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba Ma Han menjatuhkannya ke atas lantai. Empat petugas datang memasukkan sebatang kayu ke dalam mulutnya untuk digigit, melepaskan pakaiannya, dan membungkus badannya dengan tikar jerami sehingga sang penjahat tidak dapat membebaskan dirinya lalu segera mengikatnya tiga ikatan dengan tali jerami. Zhang Long dan Zhao Hu mengangkatnya dan membawanya berjalan menuju alat penggal tersebut lalu meletakkan kepalanya pada mulut pisau alat penggal itu dengan menyamakan kedua sisinya. Kemudian Ma Han dan Wang Chao dengan wajah serius memastikan target pada posisi pisau dengan tangan kiri dan mengangkat pisau itu dengan tangan kanan. Mereka melihat ke arah Bao yang mengangkat lengannya dan menganggukkan kepalanya sambil berseru, "Eksekusi!"

Wang Chao memposisikan dirinya dan dengan sekuat tenaga kedua tangannya menurunkan pisau alat penggal itu. Terdengar suara kecha dan tubuh Pang seketika terpenggal menjadi dua bagian. Empat orang petugas segera membungkus mayatnya dengan kain putih lalu membawanya pergi. Kemudian Zhang dan Zhao membersihkan pisau tersebut dari noda darah dengan kain putih. Di ruang sidang Tian Qiyuan dan pelayannya serta orang-orang tua, Nyonya Tian, dan para gadis desa yang melihat penjahat Pang Yu dihukum penggal akhirnya mengetahui bahwa Bao adalah seorang pejabat yang setia kepada kerajaan dan mengabdikan dirinya untuk meringankan penderitaan rakyat. Menyaksikan pemandangan mengerikan itu, ada yang melafalkan nama Buddha, ada yang merasa penuh harapan, dan ada juga yang penakut tidak berani melihatnya.

Kemudian Bao memerintahkan, "Tukar alat hukuman dan tangkap Xiang Fu!" Para petugas di kedua sisi langsung menangkap Xiang Fu. Saat itu ketika melihat Pang dihukum penggal, jantung Xiang berdebar kencang; sekarang mendengar ia ditangkap, sekujur tubuhnya lemas. Ia berseru, "Apakah kesalahan hamba?" Bao memukul meja satu kali lalu berkata, "Kamu budak tidak tahu diri! Aku adalah utusan kerajaan yang menerima perintah kaisar, beraninya kamu berupaya membunuh seorang utusan kaisar. Membunuh utusan kaisar sama dengan mengkhianati kerajaan. Apakah kamu masih merasa tidak bersalah? Masih beranikah kamu membela diri?"

Xiang tidak dapat berkata apa pun. Para petugas di kedua sisi maju dan, seperti sebelumnya, melepaskan pakaiannya, memberikan kayu untuk digigit, dan membungkus badannya dengan tikar jerami. Saat itu alat penggal berkepala anjing telah dibawa masuk. Setelah pengkhianat Xiang dihukum mati, alat penggal tersebut dibersihkan dari noda darah dan segala sesuatunya dirapikan kembali.

Kemudian petugas prefektur datang dan sambil berlutut berkata, "Setelah menerima perintah, hamba pergi memanggil pejabat kepala daerah (prefek)*, tetapi siapa sangka Jiang Wan telah melakukan gantung diri untuk menghindari hukuman." Bao pun berkata, "Orang ini telah mati dengan mudah." Lalu ia mengirimkan petugas lain untuk memastikan hal ini.

Bao juga memerintahkan membawa Tian Qiyuan ke pengadilan dan memberinya nasihat agar tidak membiarkan anak dan istrinya pergi bersembahyang ke kuil sendirian sehingga menyebabkan masalah ini, harus mengurus keluarga dengan baik, dan menyuruhnya menjemput istrinya di Kuil Guanyin. Bao juga menasehati Tian Qiyuan agar menjaga dengan baik pelayan tuanya Tian Zhong yang telah mewakili tuannya mengadukan ketidakadilan yang dialami sang majikan. Ia dinasehati agar belajar dengan giat mulai dari sekarang sehingga bisa meraih masa depan yang cerah. Ia juga berpesan agar barang-barang berharga yang terdapat di dalam tandu harus dijaga dengan baik dan tidak boleh digunakan karena akan diperiksa.

Setelah itu Bao menasihati para tetua dari Chenzhou, "Masing-masing dari kalian bawalah pulang istri kalian. Jalanilah sebaik-baiknya hari-hari kalian dengan penuh kepuasan. Aku akan memeriksa daftar nama keluarga di Chenzhou untuk membagikan bantuan secara adil dan meringankan penderitaan rakyat. Ini adalah kebaikan besar Yang Mulia yang tidak membalikkan badannya terhadap kalian semua." Semua orang pun bersujud dan dengan gembira membubarkan diri.

Bao segera menyuruh Gongsun memeriksa dokumen kasus ini lalu melaporkan pengakuan para tersangka ke ibukota. Ia juga menyelipkan sebuah surat yang meminta penempatan pejabat prefek yang baru untuk mengisi kekosongan jabatan di sana. Hari itu juga laporan dan surat tersebut dikirim ke ibukota. Lalu ia membawa para petugas untuk membagikan bantuan kepada para penduduk Chenzhou. Sesungguhnya semua orang mengaguminya dan bersorak gembira sampai mengerumuni jalan.

Suatu hari titah dari kaisar datang dan Bao menerimanya dengan penuh hormat. Sambil berlutut, ia membuka titah itu dan membaca isinya yang sangat memuji keberhasilan tugasnya: "Kamu telah menjalankan tugas dengan baik, sangat adil, dan tanpa mementingkan kepentingan pribadi. Mengenai kekosongan pejabat prefek, kami akan segera memilih seseorang untuk mengisinya."

Bao berpikir, "Walaupun Yang Mulia sangat berbaik hati terhadapku, tetapi masih ada si tua jahat Pang Ji di ibukota. Mengetahui aku telah menghukum penggal putra kesayangannya, ia pasti tidak akan melepaskanku dengan mudah. Ia dapat menghasutku dan menyebarkan kabar yang tidak benar setelah aku tiba di ibukota. Pasti demikian rencananya. Oh tua bangka! Aku Bao Zheng yang selalu menegakkan keadilan, tidak mementingkan kepentingan pribadi, dan sepenuh hati mengabdikan diri kepada kerajaan tidak akan takut terhadap rencana jahatmu. Saat ini selagi belum kehilangan jabatan, setelah selesai membagikan bantuan, aku akan berkeliling ke setiap tempat mengadakan penyelidikan dan melakukan beberapa hal yang mengguncang dunia. Selain agar tidak dipersalahkan istana dan dapat meringankan penderitaan rakyat, ini juga untuk menunjukkan cita-cita terdalam dari dalam hatiku." Siapa sangka walaupun Bao hanya memikirkan hal ini, sesuatu yang mengguncangkan dunia benar-benar terjadi.

Setelah Bao menegakkan keadilan dan membagikan bantuan di Chenzhou, ia bermaksud berkeliling ke setiap tempat mengadakan penyelidikan. Ia tidak mengikuti rute perjalanan di mana ia datang sebelumnya, melainkan mengambil rute perjalanan lain.  Suatu hari ia tiba di suatu tempat di sebelah timur Jembatan Caozhou. Saat itu iringan tandunya berjalan dengan pelan-pelan. Tiba-tiba terdengar suara berderik. Segera tandu diturunkan dan Bao Xing turun dari kudanya untuk memeriksa hal ini. Ternyata kedua gandar tandu tersebut retak, tetapi untung saja tandu itu sudah diturunkan di atas tanah; jika tidak, hampir dapat dipastikan kedua gandar itu akan patah. Bao Xing melaporkan hal ini kepada Bao yang kemudian memerintahkan agar menyiapkan kuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun