“Mungkin kita harus mengulangi percobaan kita dan melihat apa yang terjadi di dalam kubus antigravitasi itu kembali,” kata Bobi.
“Hmmm.... tidak ada salahnya dicoba lagi, Bob,”kata Prof. Ben, “Nyalakan kubus antigravitasi!”
“Medan antigravitasi diaktifkan dan kubus antigravitasi siap, Prof!”
Kubus antigravitasi itu kembali bercahaya dan melayang di atas lantai seperti percobaan sebelumnya. Namun ketika para ilmuwan itu melihat ke rekaman kamera dalam ruang kosong kubus itu, tiba-tiba muncul cahaya menyilaukan dan objek kubus mini yang sebelumnya menghilang perlahan-lahan muncul kembali dari titik kecil menjadi seukuran kubus mini itu yang sebenarnya.
“Aneh, tiba-tiba massa kubus itu muncul begitu saja dari kekosongan tanpa menyerap energi dari luar. Dari mana ia datang?” kata Alisa sambil melihat data di komputer.
Kubus antigravitasi itu kemudian dimatikan dan Alex mengambil kubus mini dari dalamnya. “Tidak ada perubahan sama sekali pada kubus mini ini. Ia sama persis seperti sebelumnya,” katanya.
“Kecuali atom-atom kubus yang terionisasi akibat radiasi elektromagnetik, tidak ada perubahan massa serta perubahan fisik dan kimiawi lainnya menurut data kita,” kata Alisa.
“Mungkinkah ia masuk dimensi lain?” tanya Bobi.
“Atau mengalami lompatan waktu?” seru Prof. Ben, “Bob, gunakan jam tanganku ini sebagai objek di dalam kubus antigravitasi.”
Ia melepaskan jam tangannya lalu memberikannya kepada Bobi yang kemudian memasukkannya ke dalam kubus itu. Mereka pun mengulangi percobaan yang sama dengan jumlah energi elektromagnetik dan besar medan gravitasi yang sama. Jam tangan itu menghilang seperti halnya kubus mini sebelumnya dan sekitar empat jam kemudian jam tangan itu kembali muncul ketika kubus antigravitasi dinyalakan kembali.
Prof. Ben memeriksa jam tangannya kembali, “Jam tangan ini telah berdetak empat menit, tetapi kita kehilangan jam tangan ini selama sekitar empat jam. Ini benar-benar jam tangan yang mengalami lompatan waktu ke masa depan!”