Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lompatan Waktu

14 Agustus 2016   14:51 Diperbarui: 17 Agustus 2016   13:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika para pasukan bersenjata itu bermaksud menembaki mesin pembangkit energi elektromagnetik itu, Bobi menghalangi mereka, “Jangan ditembak! Mesin itu akan meledak dan menghancurkan kita semua jika terkena tembakan.”

“Profesor, kau dan teman-temanmu tidak akan bisa selamat dari sini! Menyerahlah!” teriak Greg.

“Prof, kau tidak apa-apa?” tanya Alisa sambil berusaha membaluti luka sang profesor dengan sobekan kain dari pakaiannya.

“Aku tidak akan bertahan lama. Alex, Alisa, kalian harus segera menyelamatkan diri dengan atau tanpa diriku!” kata Profesor sambil menahan rasa sakit.

“Lihat apa yang mereka lakukan!” seru Alex. Tampak Greg akan masuk ke dalam mesin waktu itu dan Bob akan mengaktifkan sebuah lompatan waktu. Mereka akan mengirimkan Greg ke masa lampau ketika mesin waktu itu baru tercipta untuk mengubah sejarah.

“Aku harus menghentikan mereka! Alisa, gunakan senjata ini untuk mengalihkan perhatian para pasukan bersenjata itu.” Alex memberikan senjata yang tadi direbutnya itu kepada Alisa. Ilmuwan wanita itu mengangguk lalu menembak beberapa kali ke arah samping dan menyebabkan beberapa bagian laboratorium meledak dan terbakar.

Ketika para pasukan itu mendengar suara tembakan dan ledakan dari arah samping, perhatian mereka teralihkan ke arah sumber suara itu. Seketika itu juga Alex berlari ke arah mesin waktu di mana Greg akan menutup pintu masuk ke dalamnya. Ia mendorong Greg dan mereka berdua berada di dalam mesin waktu saling memukul dan berkelahi. Namun Bobi sudah mengaktifkan mesin waktu tersebut dan mereka berdua pun melompat ke masa lampau selagi sedang bertarung.

Di luar mesin waktu para pasukan berhasil melumpuhkan Alisa. Ia tertembak di dadanya dan tewas. Profesor tampak tidak berdaya lagi.

Bobi mendatangi Profesor dan mengambil senjata yang dipegang Alisa. “Aku tidak akan membunuhmu profesor, tetapi tempat ini akan menjadi kuburanmu. Hahaha!” Lalu ia memasang dan mengaktifkan bom waktu selama sepuluh menit. Ia pun berkata kepada para pasukan bersenjata itu, “Segera tinggalkan tempat ini!”

“Tetapi bagaimana dengan bos kita...?”

“Ia memang tidak berencana kembali dengan mesin waktu ini lagi. Percayalah ini sudah direncanakan dengan baik dan kalian akan melihat bos kalian lagi.” Lalu mereka langsung meninggalkan tempat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun