Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lompatan Waktu

14 Agustus 2016   14:51 Diperbarui: 17 Agustus 2016   13:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Apakah itu?” seru mereka.

“Serangan kelompok bersenjata!” seru Alex, “Mereka benar-benar datang untuk mengambil hasil penelitian kita.”

“Apa maksudmu?” tanya sang manager.

“Bukankah kau mengirim mereka, Pak Manager!” balas Alisa.

“Apa yang kau katakan...?” Belum sempat sang manager menyelesaikan kalimatnya, para pasukan bersenjata dengan pakaian hitam memasuki laboratorium dan menodongkan senjata kepada mereka semua.

“Greg, ke mana para polisi temanmu yang berjaga di luar tadi?” tanya Profesor dengan keheranan.

“Hahaha! Profesor, kau sudah mendalami riset ilmu pengetahuan selama puluhan tahun, tetapi tidak juga lebih pintar dari kami. Akulah yang memimpin mereka menyerang ke sini,” seru Greg sambil tertawa keras.

“Bobi, ternyata selama ini kau yang....”

“Benar, Prof. Seperti yang kau katakan, jika mesin waktu ini dapat digunakan untuk pergi ke masa lampau, kami dapat mengubah sejarah dan menjadi penguasa dunia dengan mudah. Sekarang serahkan flashdisk berisi data penelitian itu kepadaku!”

Mau tidak mau Profesor memberikan flashdisk itu kepada Bob. Kemudian Greg berkata, “Bunuh mereka semua!”

“Tidak!” teriak mereka. Tiba-tiba Alex mendorong seorang pasukan bersenjata itu dan berhasil merebut senjatanya. Kemudian terdengar beberapa kali suara tembakan. Beberapa orang pasukan bersenjata tewas tertembak. Alex berusaha melarikan diri bersama dengan Profesor, Alisa, para direksi dan sang manager di belakang mereka. Terdengar beberapa kali tembakan lagi. Para direksi dan manager tewas tertembak, sedangkan Profesor tertembak di bagian perutnya. Mereka bertiga akhirnya berhasil menyelamatkan diri dengan berlindung di balik mesin pembangkit energi elektromagnetik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun