Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 28 Perutusan Misi Jiwa Kelana (1)

11 Agustus 2021   10:59 Diperbarui: 11 Agustus 2021   13:33 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga anak perempuan Mbok Sinah, Suni, Suti, dan Tumi sudah pergi untuk mencari makanan ternak, mencuci pakaian di sungai, dan mencari daun jati untuk dijual keesok harinya. Mbok Sinah dan Pak Karno juga penjual arang dan daun jati.

"Wah, jauh juga, ya, Mbok kalau berjualan ke kota?" tanyaku.

Simbok menjawab, "Ya, iya, Ning, harus menempuh jarak 15 sampai 17

kilometer sambil memikul arang atau menggendong daun jati yang berat."

Pagi itu kami sarapan singkong rebus Pak Karmo dan Mbok Sinah.

Mereka minum kopi kental, sementara kami cukup minum air putih karena

 aku, Sekar, dan ketiga anak Pak Karmo tidak terbiasa minum kopi.

Selesai sarapan aku membantu Tumi mengatur daun jati membentuk lingkaran, menyusunnya dari yang terbesar sampai terkecil. Kutaksir semua daun jati itu beratnya ada 25 kg, digendong di punggung dan diikat dengan selendang. Mereka menempuh jarak belasan kilometer dengan beban seberat itu, benar-benar wanita yang tangguh.

Seperti itulah potret kehidupan masyarakat desa yang tinggalnya jauh dari pusat kota. Siang itu aku dan Sekar membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Kami juga bercerita bahwa tujuan kami adalah membantu masyarakat desa untuk beberapa bulan sebelum kami dikirim ke sebuah padepokan lain yang membutuhkan tenaga dan bantuan kami.

Dari Mbok Sinah aku tahu banyak tentang kehidupan desa sekitar Klopo Duwur. Lurahnya bijaksana dan melindungi, juga selalu memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Itulah sebabnya Pak Lurah Kiran dicintai dan dipercaya oleh rakyatnya.

 Rasa hormat dan santun itu sama sekali tidak dipaksakan, dan itu berasal dari cinta dan penghormatan karena pemimpinnya mampu menjadi teladan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun