Â
"Ya, Romo Prabu, supaya Ananda bisa banyak belajar tentang jati diri Romo Prabu, Nanda ingin menggali akar keberadaan jati diri Nanda, yang mengalir dari darah keprabon Ayahanda Romo."
Â
"Baiklah anakku sayang, Dewi yang cantik, engkau seperti rembulan itu, sinarmu memberi ketenteraman di hati Ayahanda. Sinar bulan itu indah seperti wajahmu yang bulat penuh, lambang kesempurnaan, ketenteraman sejati yang membual di hati Ayahanda dan Ibunda saat dirimu dilahirkan di dunia ini.Kebahagiaan itu kutulis di 'Prasasti'.
Â
"Kalau dirimu ingin tahu keberadaan Romo, baiklah romo akan bercerita padamu, supaya engkau mengerti darah dan keturunan yang mengalir dalam dirimu. Ayahanda lahir pada tahun 990, eyangmu kakung adalah raja Bali yang terkenal, karena Bali dikenal sebagai pulau para dewa, pulau yang menyimpan keindahan mahadahsyat".
Â
"Nama eyangmu Udayana, raja dari Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa. Eyangmu seorang yang jujur, bijaksana, murah hati, dan membela rakyat kecil. Dia rendah hati dan mempunyai banyak sahabat. Meskipun putra bangsawan, eyangmu selalu hidup dalam tapa, patiraga, dan mengendalikan hawa nafsu dengan penuh kesadaran diri untuk mengangsu kekuatan dari Sang Hyang Widhi. Eyang buyutmu adalah seorang putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang".
"Waktu itu Medang menjadi kerajaan yang cukup kuat, bahkan mengadakan penaklukan ke Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, serta mengadakan serangan ke Sriwijaya".
"Eyang buyutmu perempuan bernama Mahendradatta, seorang wanita yang cantik luar dalam. Kesenangannya menari membuat banyak pemuda kagum akan keluwesan, keindahan tubuh, dan wajahnya. Namun eyang buyutmu amat hati-hati dengan anugerah yang dimilikinya. Eyang buyutmu senang bercocok tanam, melibatkan diri dalam semua pekerjaan di kebun dan sawah, tak memedulikan kaki dan tubuhnya yang belepotan lumpur.
"Sekalipun demikian, itu semua tidak menghapus kecantikannya. Dia seorang yang mencintai alam sebagai ibu yang subur, memberi kehidupan, dan menumbuhkan segala pepohonan.