Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 10 Yoganidra 1

21 Juli 2021   10:26 Diperbarui: 21 Juli 2021   10:41 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat Putih  Pelangi  Kasih (Lukisan  Bp  Y.P.Sukiyanto)

  

Sekarang aku menunggu saatnya untuk membicarakan hal ini kepada Paduka Romo Prabu Airlangga. Rama amat sibuk dengan segala urusan istana. Meskipun hubunganku dekat dengan Rama, tetap saja aku harus mencari waktu yang tepat untuk membicarakan segala sesuatu yang penting, bahkan amat penting menurut pemikiranku, karena menyangkut kehidupanku dan masa depanku.

 Pada suatu malam ketika purnama memancar menerangi buana dengan begitu indahnya, Romo Prabu duduk di tangga di bawah patung dewa Brahma. Ini merupakan kebiasaan Romo Prabu sebagai enggar-enggar penggalih (menikmati suasana hati gembira) sambil memandang purnama. Kata  eyang buyut Cakra Bumi, purnama memberi banyak berkat.

 Ikan-ikan di laut berkumpul dan mudah ditangkap sehingga memberi rezeki kepada para nelayan. Penyu-penyu bertelur di bawah pasir putih tepi pantai, dan esok paginya bisa dijadikan santapan yang penuh gizi oleh rakyat kecil yang menemukannya dengan penuh sukacita.

 

Mereka mengambil telur penyu secukupnya untuk dijual dan dimakan sekeluarga. Mereka tidak mau mengambil semuanya, supaya telur itu bisa menetas dan kembali ke laut untuk menjadi penyu dewasa yang nantinya menghasilkan telur lagi. Itulah kehidupan rakyat yang tahu mensyukuri hidup, tahu batas untuk dapat melestarikan alam.

 

Mereka tidak serakah untuk menyantap dan menghabiskan semuanya. Bahkan kalau mereka mendengar, melihat tetangganya tidak mendapat, mereka tulus untuk berbagi.

 

 Hidup adalah anugerah, bagai cahaya bulan yang memberi rasa damai, maka harus dibagikan, disebarkan agar dapat dirasakan oleh yang lain. Inilah falsafah yang dihidupi oleh orang-orang yang punya budi wening dan hati penuh welas asih.

Eyang buyut juga bilang bahwa jika orang menatap purnama dan berdoa, pada Sang Hyang Widi, dia akan menemukan ketenteraman hati, keheningan batin, dan kebeningan budi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun