"Enggak Ummi.”
“Dari wajah bapak, Ummi tahu ada sesuatu yang membuat hati bapak gelisah.”
“Yah, mungkin ini peringatan Allah Ta’ala bagi bapak. Atau azab. Entahlah.”
“Bapak masih ingat kejadian di masjid itu?”
“Iya. Dan kejadian itu membuat pikiran bapak kembali ke masa lalu. Seakan sebuah film yang diputar ulang. Dan semuanya ditampakkan di depan bapak dengan sangat jelas. Semua, Ummi. Semua kesalahan dan keserakahan yang bapak perbuat.”
“Ummi yakin, bapak sedang khilaf waktu itu.”
“Hmm..”
“Sudahlah pak, sebaiknya bapak istirahat di kamar. Allah Maha Pengampun, sebesar apa pun dosa hamba-Nya.”
***
Seperti pagi yang biasa, ketika hari libur, Ustad Nurhadi akan menuju ke masjid. Dalam balutan baju takwa dan sorban putih yang telah menjadi identitasnya selama ini, dia akan beribadah sholat Dhuha dan tadarus. Suaranya sangat merdu, sehingga setiap waktu dhuha tadarusnya yang diteruskan melalui speaker masjid akan terdengar di seluruh kompleks tempat tinggalnya.
Sesampai di masjid, setelah mengambil air wudhu, dia langsung menuju shaf paling depan.