Mohon tunggu...
Dwi Septiyana
Dwi Septiyana Mohon Tunggu... Guru - Pegiat literasi dan penikmat langit malam

Pegiat literasi dan penikmat langit malam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saint Lucia

19 Maret 2016   12:25 Diperbarui: 31 Oktober 2021   23:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Cukup, tidak usah menceramahi."

"Hanya demi nilai, hanya agar mereka lulus, lalu bisa merusak nilai kejujuran yang bapak yakini?" mendengar perkataan itu, merah padam wajah orang yang menjadi lawan bicaranya.

"Pak Frans, Anda...."

"Saya tahu ajaran agama Anda Pak Nurhadi, bahwa orang yang hari ini lebih buruk dibanding kemarin adalah orang yang celaka. Lalu orang yang bagaimana yang menjadikan anak didiknya menjadi lebih buruk, dengan membiarkannya berbuat curang, dibanding kemarin?"

"Cukup!"

Orang berkopiah putih yang terpojok itu memukul kepalan tangan ke atas meja sekerasnya. Suara hentakan meja membuat semua orang diam, terpana tidak percaya apa yang mereka saksikan. Dua orang terhormat sebagai guru saling berdebat dengan nada amarah dan suara tinggi. Pak Nurhadi, yang mereka kenal dengan ustad dan pimpinan sekolah islam terpadu Assajadah, ternyata telah ditelanjangi oleh seorang guru muda yang berbeda keyakinannya. Dalam hati nuraninya mereka membenarkan apa-apa yang dikatakan oleh orang yang bernama Frans itu.

Namun semua tampaknya sudah ditulikan dan dibisukan, sehingga semua serempak untuk mengikuti sistem yang dibuat serapi mungkin agar semua anak didiknya ketika ujian akhir mendapat kelulusan seratus persen.

***

"Paak..!"

"Eh, Ummi."

"Ada apa Pak, koq melamun? Dari tadi Ummi panggil."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun