Mohon tunggu...
Shaleh Jenius
Shaleh Jenius Mohon Tunggu... Mahasiswa - hidup sekali

jangan menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Filosofi Pendidikan dalam Novel "Senandung Rindu untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio

5 Agustus 2022   13:13 Diperbarui: 5 Agustus 2022   13:33 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Sastra sudah  ada dan lahir pada zaman dahulu. Sastra mengiri perkembangan peradaban bangsa-bangsa dimana melalui bahasanya sastra mengilustrasikan kehidupan manusia dengan cara dan bentuknnya sendiri; indah dan menarik. Bahkan dalam perkembangan islam sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW., sastra berkembang dan masyhur di kalangan kafir kuraisy. 

Demikian pula dengan nabi-nabi sebelumnya yang tidak  sedikit dikisahkan dengan sastranya bahkan ibadah yang dikerjakan dalam bentuk kata dapat pula disebut satra. Oleh karenanya maka penting kiranya bagi setiap generasi bangsa untuk tahu, paham dan suka akan sastra yang dilahirkan lewat imajinasi akan alam karya yang nyata.

Memahami sastra kita akan dihadapkan dengan pengertian, hakikat dan unsur yang ada dalam sasta itu sendiri. Secara erimologi, kata sastra diambil dari bahasa barat yaitu literature (bahasa Inggris), litterarature (bahasa prancis), literature (bahasa jerman) dan literatuur (bahasa belanda) yang asal muasalnya berasal dari terjemahan bahasa latin grammatika yang berarti tulisan. 

Adapun secara epistimologi sastra dapat dipahami sebagai ekspresi seseorang yang merefleksikan kehidupan nyata dengan pengungkapan bahasa sastra.

Menurut Sumardjo (dalam Rokhmansyah, 2014: 2), sastra diartikan sebagai sebuah ungkapan yang bersumber dari perasaan, gagasan, pemikiran dan pengalaman pengarang yang diilustrasikan dalam bentuk konkret melalui bahasa. sastra tidak sekedar berorientasi pada estetika bahasa, lebih jauh dari itu (Hudhana dan Mulasih, 2019: 9) artinya dalam melalui pendangan ini maka dapat dipahami bahwa sastra memiliki fungsi dan peranan tersendiri dalam kehidupan manusia disamping posisinya sebagai sarana penghibur.

Lebih jauh pemahaman tentang sastra, Hidayati (2010: 1) menjelaskan bahwa hakikat sastra selalu dikatikan dengan ekspresi sastra, baik lisan maupun tulisan. Dikatakan demikian karena sastra sebagai suatu bentuk hasil budaya tidak terlepas dari kreasi penciptanya yang cenderung dinamis; dalam arti ekspresi sastra selalu memberi kemungkinan berubah dari jaman ke jaman. 

Sejalan dengan pendangan tersebut, Saryono (2009: 18) menyebutkan bahwa sastra juga mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural.

Karya sastra merupakan salah satu wadah bagi manusia untuk mengekspresikan hal-hal yang tidak bisa diungkapkan secara langsung. Sastra umumnya merupakan ekspresi dan imajinasi pengarang, baik itu berdasarkan pengalaman pribadi ataupun berasal dari lingkungan sekitarnya. 

Sastra merupakan implementasi dari masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang tercakup dalam barisan kalimat dan paragraf hingga membentuk suatu cerita layaknya kehidupan nyata.

. Karya sastra juga merupakan media seorang penulis dalam menuangkan perasaan batinnya. Jika ia marah, bisa saja karangan yang ditulisnya bernuansa marah, jika ia sedih, maka karangan yang ditulisnya pun bernuansa sedih. 

Jadi, apapun yang ada dalam karya sastra tersebut, penulis memiliki kuasa sebebas-bebasnya dalam menuangkan apa yang ingin ditulisnya dengan tidak melanggar aturan dan kaidah suatu penulisan karya sastra. Karya sastra hadir ditengah-tengah masyarakat dengan fungsi dan peranan tertentu seperti halnya menghibur dan lain sebagainya.

Ada beberapa fungsi keberadaan sastra dalam kehidupan manusia. Amir (2010:39) mengungkapkan fungsi sastra yaitu fungsi hiburan, pendidikan, keindahan, moral, dan religius. 

Artinya selain menjadi sarana untuk menghibur sastra tidak meninggalkan asas lain dalam tatanan kehidupan sosial seperti halnya pendidikan, nilai agama atau relifius, moral dan lain sebagainya yang terkandung dalam sastra itu sendiri.

Sastra terbagi dalam beberapa bentuk yaitu 1). sastra non imajinatif yang didalamnya terdapat esei, kritik, biografi, otobiografi, sejarah, memoir, catatan harian dan surat menyurat. 2) sastra imajinatif yang terbagi dalam dua bentuk yaitu puisi dan prosa. 

Sastra dengan jenis sastra terdiri dari epic, lirik dan dramatik. Adapun sastra bentuk prosa terbagi kembali menjadi a) fiksi dengan bentuk karya berupa novel, cerita pendek (cerpen) dan novelet dan b). drama dengan bentuk karya drama komedi, tragrdi, melodrama dan tragikomedi. Namun dalam penelitian ini berfokus pada analisis novel sebagai salah satu bentuk karya sastra.

Novel merupakan karya sastra yag paling baru dibandingkan dengan jenis karya lainnya seperti halnya puisi, drama dan lainnya. Menurut Kosasih (2017:  299), Novel adalah teks yang fiksional. Isisnya mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. 

Karena kisah kehidupan yang diceritakan itu bersifat utuh, bentuk novel terdiri atas puluhan bahkan ratusan halaman. Novel dapat dipahami sebagai cerita panjang yang mengandung berbagai konflik dan berbagai tokoh (Hudhana dan Mulasih, 2019: 42).

Sturktur-struktur pembangun struktural karya sastra memiliki fungsi yang berbeda untuk menjelaskan yang sedang terjadi pada karya sastra tersebut. 

Sebagai teori yang digukanan dalam kehidupan strukturalisme adalah sebuah pernyataan yang dianggap benar mengenai kenyataan. Unsur-unsur dalam karya sastra yang dimaksud terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik mengarah pada unsur yang ada di dalam karangan sedangkan unsur ekstrinsik mengarah pada unsur di luar karangan itu sendiri. Unsur Intrinsik meliputi Plot, penokohan, latar, tema, sudut pandang, dan amanat.

  • Tema  adalah ide pokok yang mendasari seluruh karangan atau dengan kata lain tema adalah pangkal otak pengarang dalam menceritakan dunia trekaan yang diciptakannya Nurgiyantoro (2010; 156).
  • Alur/plot yaitu jalinan peristiwa yang membentuk sebuah cerita yang terjadi dalam sebuah struktur atau urutan waktu. Nurgiyantoro (2010; 156) membagi alur pada tiga jenis alur yaitu alur maju, alur mundur dan alaur campuran atau gabungan.
  • Latar/setting yaitu waktu, suasana dan tempat yang menjadi lokasi dan masa yang ada dalam karanngan.
  • Tokoh dan Penokohan tokoh yaitu individu yang ada dalam cerita yang mengalami peristiwa-perintiwa dalam karangan. Sedangkan penokohan mengarah pada penggambaran karakter pada tokoh dalam karya sastra
  • Sudut Pandang yaitu posisi fisik, tempat personal/pengarang melihat dan menyajikan gagasan-gagasan atau peristiwa merupakan perspektif fisik dalam ruang dan waktu yang dipilih oleh pennulis bagi personanya.
  • Amanat yaitu gagasan yang mendaari cerita atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca Nurgiyantoro (2010; 161)

Unsur ekstrinsik karya sastra meliputi unsur latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, tempat novel dikarang (Kosasih, 2012; 72). Adapun menurut Nurgiyantoro (2010; 24), unsur ekstrinsik meliputi keadaan subjektif pengarang, biografi pengarang, keadaan psikologi dan lingkungan pengarang.

Sebagai bagian dari karya sastra, novel tidak hanya memiliki fungsi sebagai sarana hiburan namun lebih dari itu yaitu ada nilai atau elemen lain yang ada dalam novel termasuk unsur filsafat dan pendidikan. Dua aspek inilah yang menjadi fokus dalam penelitian dengan objek novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio. 

Adapun tujuan peneltiian ini yaitu untuk mendeskripsikan aspek filsafat dan aspek pendidikan dalam novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio.

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian kerap diartikan sebagai serangkaian kegiatan dalam penelitian untuk mencari dan mendapatkan data yang berkaitan dengan prosedur penelitian dan teknis penelitian yang kemudian dianalisis sehingga diperoleh hasil penelitian yang valid dengan berpatokan pada pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. 

Fokus dalam rancangan dan penerapan metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian karena pada hakikatnya metode penelitian menjadi kontrol dari penyusunan penelitian itu sendiri dengan tujuan dapat menjadi target dan dapat memecahkan masalah yang telah dirumuskan.

Penelitian dengan judul Analisis Filosofi Pendidikan dalam Novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio tergolong jenis penelitian kualitatif dimana sajian data didalamnya berupa deskripsi kata bukan angka. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013: 14) yang menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema dan gambar. 

Maka, jenis penelitian tersebut berupa kata, gambar, tabel, diagram, dan sebagainya dan tidak ada unsur angka-angka (kuantitatif). Ratna (2013:47) menambahkan bahwa penelitian kualitatif memberikan perhatian utama pada makna dan pesan sesuai dengan hakikat objek.

Setiap penelitiaan membutuhkan Data dan sumber data yang saling berkaitan dengan perannanya yang sangat penting dalam penelitian. Menurut Ratna (2013:47) dalam ilmu sastra sumber data dalam penelitian kualitatif adalah karya, naskah, data penelitiannya, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana. 

Adapun Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" karya Tri Budhi Sastrio. Sedangkan Data penelitian yang digunakan adalah kutipan peristiwa dalam bentuk kata-kata, kalimat, atau paragraf dalam novel.

Sebagai alat ukur dan kontrol dari penelitian yang pada akhirnya menjadi acuan apakah penelitian yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rancangan penelitian yang disusun maka diperlukan adanya instrument penelitian.

 Instrument dalam penelitian dengan judul Analisis Filosofi Pendidikan dalam Novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio ini terdiri dari dua jenis instrument yaitu intrumen utama dan instrument pendukung. Instrumen utama berupa peneliti itu sendiri, dan instrumen tambahan berupa instrumen pembantu pengumpulan data dan instrumen pemandu analisis data seperti buku panduan penulisan karya ilmiah, novel dan arsip-arsip yang relevan.

Telaahnya dalam pelaksanaan penelitian di lapangan, penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap prosedur yaitu 

  • tahap persiapan, yaitu tahap awal penelitian yang mengacu segala bentuk peencanaan seperti penyusunan proposal, skema, jadwal dan lain sebagainya.
  • tahap pelaksanaan, yaitu tahap inti dalam penelitian dimana penelitian dilaksanakan dengan berpatokan pada rancangan dan metode yang sudah ditetapkan termasuk pengumpulan data, analisis data serta pengecekan keabsahan data.
  • tahap penyelesaian yaitu berupa penarikan kesimpulan sebagai hasil penelitian untuk disusun sebagai laporan penelitian dan dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Dalam upaya pengambilan data secara maksimal, dilakukan pengumpulan data dengan teknik catat. Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan teliti  agar data yang dihasilakan benar-benar valid. Adapun langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai betikut :

1) Membaca secara intensif novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio

2) Mengidentifikasi data sesuai fokus dan masalah dalam penelitian.

3) Menyeleksi data sesuai dengan kebutuhan peneliti.

4) Memberikan kode pada data yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

5) Melakukan penarikan kesimpulan data

Langkah selanjutnya yang menjadi rangkaian dalam penelitian ini yaitu tahapan analisis data dimana data akan dianalsiis atau diteliti sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitain yang ada. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta dan kemudian disusul dengan analisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu (Temaram Biara Kala Senja)" karya Tri Budhi Sastrio diterbitkan pada Desember 2018 (cetakan pertama) oleh penerbit CV Jejak dengan ISBN. 978-602474-499-1 (Buku) dan  ISBN. 978-602474-499-1 (PDF). Novel ini terdiri dari 282 halaman; 14 x 20 cm. Novel ini sangat bagus dengan nilai yang sangat relevan dengan kehidupan saat ini dimana aspek pendidikan dan nilai yang diangkat di dalamnya menyatu dengan keadaan sosial masa kini.

Sekilas novel ini menceritakan kisah yang menggambarkan nasib dan takdir tokoh Raras. Kehidupan keluarga, sosial dan lingkungan sekolahnya yang menunjukkan dan begitu mencekam dan dituntut untuk mengusai materi sexra utuh; bahkan doktrin ini juga dilakukan oleh orang tua siswa yang menyebabkan siswa tertekan dan tidak memiliki semangat secara mandiri dalam belajar. 

Demikianlah kiranya sebagaimana penjelasan di atas tentang novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu (Temaram Biara Kala Senja)" karya Tri Budhi sebagaimana ungkapannya dalam pengantar sebagai ilustrasi awal kepada pembaca atau bisa juga dikatakan sebagai sinopsis novel.

"...........

Begitu juga dengan nasib dan takdir Raras dalam novel ini. Semua telah ditetahui TUHAN bahkan jauh sebelum Raras ada. Jadi ya nikmatinya saja ceritanya. 

Juga disisipkan bagaimana sekelumit suasana kelas siswa SMP. Sisipan ini untuk para orang tua. Setelah selesai membaca dengan cermat sisipan suasana kelas ini, suasana yang menyenangkan tetapi berat, masihkan para orang tua siswa bersikeras 'memaksa' anak-anak mereka untuk mengikuti sejumlah pelajaran tambahan lain hanya semata untuk memuaskan kekhawatiran pribadi para orang tua? Semoga tidak lagi seperti itu. 

Kasihan mereka. Kelas yang baik dengan guru yang baik sudah memadai untuk mengantar mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Menguasai pelajaran tentu saja penting tetapi yang lebih penting lagi adalah tidak memberi beban berlebihan pada jiwa-jiwa ceria polos sederhana milik mereka dengan beban yang tidak perlu, beban yang hanya lahir dari 'kebodohan' kita semata. 

Semoga kisah siswa remaja ini tidak hanya memberikan hiburan dan cerita bagi para siswa tetapi juga memberi 'wake up call' bagi para orang tua".

Sebagaimana dijelaskan dalam metode peneltiian dengan berpedoman pada rumusan dan tujuan penelitian yaitu menganalisis aspek filsafat dan pendidikan dalam novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio. Adapun data hasil penelitian terkait hal tersebut adalah sebagai berikut :

Filsafat dalam Novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio

Unsur atau elemen filsafat dalam novel  "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio mengarah pada filosofi hidup yang berlaku dalam tatanan kehidupan sosial dan diilustrasikan dalam karya novel tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tiga aspek filosofi yaitu sebagai berikut :

Filosofi masyarakat berbudaya dimana semua hal diselesaikan dalam musyawarah

Bangsa kita adalah bangsa yang menjunjung tinggi perdamaian dalam permusyawaratan. Artinya cinta damai yang diusung dan senantiasa dipertahankan dalam tatanan bangsa ini sebagaimana termaktub dalam 4 pilar bangsa termasuk pancasila dan UUD 1945 harus menjadi landasan drii dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio kajian tersebut ditunjukkan dengan lingkup keluarga tepatnya keluarga Rara yang menjadi tokoh utama dalam cerita. Hasil penelitian tersebut tampak paa data berikut ;

"Aku mempunyai hak untuk ikut mengurus masalah merokokmu karena dua hal. Pertama, saat ini kita tidak mempunyai cukup uang untuk dibakar dan dijadikan asap. Kedua, dan ini mungkin yang lebih penting, tiga bulan yang lalu engkau berjanji tidak akan merokok lagi tetapi janji itu secara terus-menerus dilanggar.

Dengan dua alasan yang sangat mendasar seperti ini engkau masih tetap bersikeras 18 | Tri Budhi Sastrio mengatakan bahwa masalah merokokmu sama sekali bukan urusanku?"

"Kauini tampaknya tidak benar-benar mengenal Ibumu. Kalau dia sudah berniat menjelaskan tidak hanya nikotin tetapi juga tar dan karbon monoksida pada Ayah, maka cepat atau lambat kedua hal ini pasti dijelaskan pada AYAH dan Ayah pasti harus mendengarkan!" "Oh, ya?" "Tentu saja, ya! Kautahu setelah siangnya kami berdebat terbuka dan engkau menyaksikannya, malam harinya ketika engkau sudah tidur penjelasan tentang tar dan karbon monoksida dilanjutkan. Mulai jam sembilan malam sampai jam tiga pagi kalau tidak salah.

Secara harfiah kutipan di atas menunjukkan alur berupa ibu Raras yang sedang memarahi ayah Rara karena tetap merokok meskipun sudah tahu terkait berbagai hal yang berkenaan dengan Rokok baik dalam hal medis ataupun pengaruhnya pada kondisi ekonomi keluarga. 

Data di atas menunjukkan bahwa Ibu Raras yang cerdik dan gemar membaca membawa permasalaha keluarganya berupa sang suami yang ingkar janji untuk tidak merokok lagi bahkan dalam kondisi ekonomi yang sedang terpuruk.

Dalam kajian analisis sosial termasuk dalam kehidupan keluarga, apa yang dilakukan oleh ibu Raras adalah hal yang bai dengan cara membuka musyawarah, memperingati dan membuka tukar pendapat terkait masalah yang ada di keluarganya. 

Dengan musyawarah maka keutuhan keluarga akan terbangun dan keharmonisan keluarga dapat terjaga. Data lain yang menunjukkan fislosofi dalam sosial dengan  musyawarah dapat dilihat juga pada data berikut :

"Aku berharap banyak pada Raras," begitu Suster Ursula berulang kali berkata pada Suster Fransisca. "Siapa tahu dialah yang kelak akan menggantikan kita mengelola susteran dan biara ini".

Data kutipan di atas menunjukkan menggambarkan suster usula yang sedang bermusyawarah dengan suster fransisca terkait Raras yang diharapkan dapat menjadi harapan di masa depan untuk menggantikan para suster dalam pengabdiannya di masa depan. 

Proses pengamatan yang kemudian dibawa ke ruang diskusi ataupun musyawarah adalah hal baik untuk memutuskan dan menelaah menuju perkembangan dan pecapain tujuan secara maksimal.

Filosofi pendidikan Indonesia yang menuntut siswa super power (paham semua pelajaran)

Pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan dari masa ke masa, entah perubahan tersebut mengarah pada kemajuan atau kemerosotan; termasuk dalam hal kurikulum. 

Yang menjadi identik dalam pendidikan Indonesia yaitu tuntutan materi yang sangat banyak yang harus dimiliki oleh semua siswa sehingga siswa dituntut untuk menjadi super dalam memahami semua pelajaran yang ada. Telaah tersebut dalam novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio dapat dilihat dari data berikut :

"Romo Stefanus Wagimin diminta untuk mengajar bahasa dan budaya di sejumlah kelas. Kelas VIII A termasuk salah satu kelas yang mendapat kehormatan ini karena pada hari itu mata pelajaran bahasa dan budaya Jawa memang ada dalam jadwal.

.....

Selesai pelajaran bahasa Jawa, pelajaran bahasa Inggris yang jumlah jamnya dua kali lebih banyak segera menyusul. Guru bahasa Inggris yang ditugaskan di kelas VIII ada tiga. Ketiganya lulusan Fakultas Ilmu Pendidikan jurusan bahasa Inggris Universitas Katolik Widya Mandala dan ketiganya sudah bergelar Magister Pendidikan. Untuk kelas Raras yang ditunjuk sebagai guru utama adalah Dra. Maria Pratiwi Kartika, M.Pd.

.....

Setelah bahasa Inggris pelajaran berikutnya adalah sejarah. Guru sejarah, Albertus Magnus Martinus, benarbenar bertolak belakang dengan guru bahasa Inggris. Guru sejarah yang satu ini bukan saja ramah dan pandai melucu, tetapi benar-benar sangat informal ketika mengajar."

Dalam rangkaian cerita di atas dikisahkan bahwa Raras dan teman-temannya harus belajar banyak materi pelajaran setiap harinya; dalam hal ini bahasa jawa, bahasa inggris sejarah. Selain itu, siswa harus memahami setiap kaakter guru yang variatif sehingga siswa harus mempu bersikap dalam interaksi di kelas sebagaimana karakter guru yang sedang mengajar.

Banyaknya materi pelajaran yang harus dimiliki oleh peserta didik tentu membuat siswa pusing dan berat dalam menerka karena siswa tidak bisa fokus pada satu materi sedang akal, pikiran dan minat siswa yang berbeda. Hal ini tentu menjadi beben permasalahan dalam sistem pendidikan Indonesia yang harus dievaluasi dan diperbaik dengan dsolusi yang kreatif dan profeisonal.

Filosofi gereja yang memperhatikan generasi penerus

Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Hal ini tentu harus dipahami oleh setiap manusia sehingga dapat berfikir tentang generasi  penerus yang akan menggantikannya nanti termasuk dalam hal pendidikan dan gereja (dalam hal ini menjadi suster). Hal ini dapat dilihat pada data berikut :

"Aku berharap banyak pada Raras," begitu Suster Ursula berulang kali berkata pada Suster Fransisca. "Siapa tahu dialah yang kelak akan menggantikan kita mengelola susteran dan biara ini. Aku yakin Raras mampu melakukan K 74 | Tri Budhi Sastrio tugas ini, tetapi pertanyaannya sekarang bersediakah dia hidup membiara?" 

"Kita serahkan saja semuanya pada kehendak Bapa, tetapi kalau saya tidak salah menangkap apa yang disampaikan oleh Santa Maria pada saya, Suster, maka saya yakin salah satu tugas dari banyak tugas yang akan diberikan pada Raras adalah membantu biara dan susteran ini melaksanakan kehendak Tuhan!"

Data di atas menggambarkan Suster Ursulan dan Suster Fransisca yang bermusyawarah tentang potensi yang dimiliki oleh Rara yang diklaim dapat meneruskan posisinya di masa depan sebagai generasi penerus sehingga dilakukan perhatian khusus terhadap perkembangan dan kemajuan Raras di SMPK Santa Maria. Selain data di atas, analisis ini juga dapat dilihat dari bata berikut :

Dengan keyakinan seperti inilah kedua suster ini terus memperhatikan perkembangan Raras, meskipun sebagian besar dari usaha tersebut dilakukan secara diamdiam. Laporan dari para guru, umpamanya! Di samping laporan perkembangan seperti yang dilakukan pada para siswa yang lain, laporan khusus selalu ditanyakan pada guru pembina mata pelajaran. 

Hampir-hampir tak ada kejadian yang berkaitan dengan Raras yang tidak diketahui oleh dua suster ini.

Data berupa kutipan di atas menunjukkan pengamatan dan perhatian khusus dari suster terkait perkembangan dan kemajuan Raras. Tidak hanya dilakukan sendiri namun kepala Suster juga mendapat laporan dari orang lain sehingga data terkait Raras dapat valid untuk kemudian dapat digunakan untuk mengarahkan Raras pada kualitas yang diinginkan ataupun ditargetkan.

  • Pendidikan dalam Novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio

Isi dan lokasi dalam cerita mayoritas ada pada dunia pendidikan dimnana tokoh utama "Raras" yang ada di sekolah khususnya di kelas VIII A SMPK Santa Maria selain pada alur sebelumnya berada pada lingkungan keluarga, tentu nilai pendidikan sangat melekat dan banyak ditemukan dalam novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio.

Alur yang menunjukkan isi tentang sistem pendidikan Indonesia ada pada bab VI sampai bab terakhir dimana di dalamnya mengisahkan kisah tokoh utama "Rara" di kelas VIII SMPK Santa Maria. Sebuah keputusan yang dipilih oleh Rara ketika ayahnya sudah meninggal dan ada perlakuan tidak baik dari kerabat jauhnya. 

Selain itu pada bab sebelumnya nilai pendidikan tidak kalah melimpah, meskipun pada konsepnya alur yang diceritakan tidak ada pada lingkup pendidikan formal. Sebagaimana nilai yang dikembangkan dalam pendidikan nasional, ada beberapa aspek nilai pendidikan yang termaktub dalam novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio sebagai berikut :

  • Nilai religius

Religius yang dimaksud dalam kajian ini berupa ketaatan dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama. Segala hal yang menunjukkan religius baik perkataan, sifat dan perbuatan merupakan kajian dalam telaah religius. Telaahnya dapat dilihat pada data berikut :

Beruntung Suster Fransisca Santa Melania, wakil kepala biara susteran Santa Maria, menerima petunjuk dalam mimpi dari Santa pelindung susteran dan biara tempat dia mengabdikan hidupnya, mencari gadis cilik yang dimaksud, menemukannya di depan pintu gerbang menara, menampung, memelihara dan menyekolahkan gadis cilik itu. Kalau tidak, mungkin Raras tidak akan pernah duduk di bangku kelas VIII SMPK Santa Maria.

......

"Kita serahkan saja semuanya pada kehendak Bapa, tetapi kalau saya tidak salah menangkap apa yang disampaikan oleh Santa Maria pada saya, Suster, maka saya yakin salah satu tugas dari banyak tugas yang akan diberikan pada Raras adalah membantu biara dan susteran ini melaksanakan kehendak Tuhan!"

Data kutipan di atas menunjukkan bahwa adanya kepercayaan yang ditampilkan dalam cerita yaitu dimana suster Fransisca santa Melania bermimpi tentang seorang anak yang perlu diselamatkan dan ada petunjuk untuk menjadi pengganti di masa depan dalam hal keagamaan; dalam hal ini menjadi suster dan lainnya. Hal ini terntu menjadi nilai religius yang sangat tampak dan jelas.

Data lain yang berkaita yaitu dimana harapan para suster akan perkembangan Raras yang diharapkan di masa depan. Ungkapan kata "Kita serahkan saja semuanya pada kehendak Bapa" jelas menunjukkan kepercayaan seutuhnya dengan berserah diri tentang takdir kepada tuhan; dalam hal ini Bapa sebagai tuhan umat Kristen.

 

 

  • Nilai sosial

Sosial merupakan sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya. Telaah terkait pendidikan berkaitan dengan sosial dapat dilihat dari data berikut :

"Aku mempunyai hak untuk ikut mengurus masalah merokokmu karena dua hal. Pertama, saat ini kita tidak mempunyai cukup uang untuk dibakar dan dijadikan asap. Kedua, dan ini mungkin yang lebih penting, tiga bulan yang lalu engkau berjanji tidak akan merokok lagi tetapi janji itu secara terus-menerus dilanggar

Data kutipan di atas menunjukkan bahwa ada kepedulian sosial yang dimunculkan oleh penulis lewat tokoh ibu Raras dimana dirinya peduli akan kesehatan suaminya dan juga kondisi ekonomi keluarganya. Lain dari itu dalam hal kesehatan juga ditampilkan pada pragraf selanjutnya terkait berbagai hal yang ada pada rokok yang pada intinya mengarah pada kebaikan diri, keluarga dan lingkungan sosialnya.

  • Nilai menghargai prestasi

Menghargai prestasi mengarah pada sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. Analisa pada novel dapat dilihat pada data berikut :

"Wow ... hebat," kata Romo Stefanus. "Ternyata di kelas ini ada dua siswi yang tidak menggelengkan kepala.

.....

"Terima kasih ... terima kasih ... atas tepuk tangannya. Kalian memang siswa-siswi yang penuh semangat.

.....

"Bagus ... bagus ... sebuah jawaban yang bagus!"

Data kutipan di atas menunjukkan adanya proses menghargai prestasi yang dimiliki oleh siswa, baik itu keberanian atau kemampuan intelektualnya. Kalimatt "Wow ... hebat," kata Romo Stefanus. "Ternyata di kelas ini ada dua siswi yang tidak menggelengkan kepala, Kalian memang siswa-siswi yang penuh semangat dan "Bagus ... bagus ... sebuah jawaban yang bagus!" merupakan ungkapan menghargai prestasi lewat pujian kepada siswa untuk lebih semangat dalam mencari ilmu. 

  • Nilai disiplin

Disiplin mengarah pada kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. Analisis kajian elemen pendidikan pada aspek disiplin pada novel dapat dilihat dari data beriku :

Begitu Bu Maria masuk, kelas segera sepi dan senyap. Teman-teman Raras sudah merasakan 'tangan besi' guru yang satu ini sejak di kelas VII sehingga tanpa dikomando mereka sudah tahu harus melakukan apa jika Bu Maria masuk kelas. Diam dan harus berbicara kalau diminta, harus menyimak baik diminta atau tidak diminta, dan berperilaku santun setiap saat adalah tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar.

Data kutipan novel di atas menunjukkan bahwa ada nilai disaplin yang hendak disampaikan oleh penulis pada pembaca yaitu dengan  alur dimana siswa tertib dan disiplin dalam belajar ketika pelajaran Bahasa Inggris dimulai.

  • Nilai kerja keras

Kerja keras mengarah pada perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh dalam menyelesaikan berbagai hal. Analisis elemen pendidikan pada aspek kerja keras dapat dilihat dari data berikut :

Ayahnya, orang yang paling dicintainya selain mendiang ibunya, belum bangun. Sawah dan ladang mereka yang hanya sepetak memang tidak banyak memerlukan perawatan. Dua minggu lagi padi mungkin sudah bisa dipanen sementara ketela rambat dan ketela pohon yang ditanam di ladang hampir-hampir tidak memerlukan perawatan tambahan. Karena itu Raras membiarkan ayahnya tidur lebih lama.

Data kutipan novel di atas menunjukkan bahwa ada nilai kerja keras dimana ayah Rarasa yang selalu berusaha dengan bertani dan berkebun. Meskipun dalam kondisi sulit, kerja keras dan semangat menjadi naluri bagi ayah Raras untuk tetap menjalani kehidupan bersama anak semata wayangnya.

  • Nilai kreatif

Kretif berupa sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah. Analisisnya dapat dilihat pada data berikut :

Raras menerima majalah kesehatan dari tangan ibunya. Judul artikel dengan huruf-huruf besar dan tebal menarik perhatiannya. TETAP MEROKOK? BENAR-BENAR CEROBOH DAN BODOH! 

"Wah, kita harus meminjam majalah ini, Bu! Ayah harus membacanya!"

Data kutipan novel di atas menunjukkan bahwa ada kreatif yang ditampilkan pada cerita yaitu dimana Raras memiliki ide membawa artikel tentang bahaya merokok ke rumahnya agar dapat dibaca oleh ayahnya dan secara bertahap ddiharapkan dapat menghentikan kebiasaan ayahnya berupa merokok.

  • Nilai komonikatif atau bersahabat

Komonikatif atau bersahabat mengarah pada senang bersahabat atau proaktif yaitu sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun. Analisisnya dapat dilihat pada data berikut :

"Raras, engkau tidak menggelengkan kepala tanda mengerti, bukan?" 

Raras mengangguk. 

"Bagaimana dengan kau, Cempaka, apakah engkau juga paham isi tembang yang baru saja Romo tembangkan itu, sehingga kautidak menggelengkan kepala?"

Data kutipan novel di atas menunjukkan bahwa ada nilai komonikatid yang ingin disampaikan. Romo yang kala itu mengisi materi bahasa jawa memberikan pembelajaran dengan gaya komonikatif dan interkasi dengan siswa.

  • Nilai gemar membaca

Gemar membaca berupa kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca. Analisisnya dapat dilihat pada data berikut :

Keluarga Raras memang tidak mampu berlangganan secara teratur majalah atau surat kabar, tetapi ini sama sekali tidak mengurangi kesukaan keluarga ini untuk membaca. Balai desa yang kadang kala menyediakan banyak buku dan majalah bekas sering kali didatangi oleh Raras dan ibunya. Kadang mereka membaca di balai desa, kadang mereka meminjam koran dan majalah bekas untuk dibaca di rumah.

Data kutipan novel di atas menunjukkan bahwa ada nilai gemar membaca yagn ditampakkan oleh penulis dalam cerita lewat tokoh Raras dan ibunya yang suka membaca. Bahkan meskipun keluarganya tidak mampu berlangganan Koran, tidak mematahkan semangatnya dalam membaca. Ibu dan anak tersbut memanfaatkan buku dan surat kabar yang ada di Balai desa sebagai baacaan mereka.

  • Nilai tanggung jawab

Tanggung jawab beupa sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Analisisnya dapat dilihat pada data berikut :

Raras, lengkapnya Rarasningrum Prastanto, yang belum layak disebut gadis karena usianya memang baru 12 menjelang 13 tahun, sudah bangun. Seperti kebiasaannya selama ini yang pertama-tama dikerjakannya begitu bangun pagi adalah menjerang air dan menyapu halaman.

....

Selesai menyapu Raras bergegas kembali ke dapur. Air yang dijerangnya hampir mendidih. Dia menyiapkan kopi dan gula. Ayahnya suka minum kopi hangat meskipun dia tidak merokok. Tiga tahun yang lalu ayahnya sebenarnya adalah perokok berat. Kebiasaan buruk itu baru benar-benar menghilang setelah ada peristiwa luar biasa 10 | Tri Budhi Sastrio yang bagi Raras amat sangat mengejutkan. Ayah dan ibunya terlibat pertengkaran.

Data kutipan novel di atas menunjukkan bahwa ada nilai tanggung jawab yang ditampakkan. Raras setelah ibunya meninggal bertanngung jawab dalam urusan rumah, menyapu, nyuci, masak dan lain sebagainya yang dia kerjakan sebelum berangkat dan usai sekolah.

SIMPULAN

Unsur filsafat dalam novel  "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio mengarah pada filosofi hidup yang berlaku dalam tatanan kehidupan sosial dan diilustrasikan dalam karya novel tersebut.

 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tiga aspek filosofi yaitu Filosofi masyarakat berbudaya dimana semua hal diselesaikan dalam musyawarah, Filosofi pendidikan Indonesia yang menuntut siswa super power (paham semua pelajaran), Filosofi gereja yang memperhatikan generasi penerus

Adapun unsur pendidikan dalam kajian novel  "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio dapat ditelaah berdasarkan nilai yang terkandung dalam novel tersebut sebagaimana sistem pendidikan nasional. Adapun nilai yang termaktub dalam novel sebagaimana dimaksud yaitu terdiri dari nilai religius, sosial, menghargai prestasi, disiplin, kerja keras, kreatif, komonikatif atau bersahabat, gemar membaca dan tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Basic Learning Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengerahuan. Jakarta: Media Group.

Hidayati, Panca Pertiwi. 2010. Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Bandung: Prisma Press.

Hudhana, W.D., dan Mulasih. 2019. Metode Penelitian Sastra: Teori dan Aplikasi. Temanggung. Desa Pustaka Indonesia.

Kosasih, E.. 2017. Jenis-Jenis Teks. Bandung: YRAMA WIDYA

Kosasih, E, 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: YRAMA WIDYA

Nurgiyantoro, B. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE

Rokhmansyah, Alfan. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode dan Teknk Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sastria, Tri Budhi. 2018. Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu (Temaram Biara Kala Senja). Jawa Barat. CV. Jejak

Saryono. 2009. Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sugiyono. 2013.  Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun