Demikianlah kiranya sebagaimana penjelasan di atas tentang novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu (Temaram Biara Kala Senja)" karya Tri Budhi sebagaimana ungkapannya dalam pengantar sebagai ilustrasi awal kepada pembaca atau bisa juga dikatakan sebagai sinopsis novel.
"...........
Begitu juga dengan nasib dan takdir Raras dalam novel ini. Semua telah ditetahui TUHAN bahkan jauh sebelum Raras ada. Jadi ya nikmatinya saja ceritanya.Â
Juga disisipkan bagaimana sekelumit suasana kelas siswa SMP. Sisipan ini untuk para orang tua. Setelah selesai membaca dengan cermat sisipan suasana kelas ini, suasana yang menyenangkan tetapi berat, masihkan para orang tua siswa bersikeras 'memaksa' anak-anak mereka untuk mengikuti sejumlah pelajaran tambahan lain hanya semata untuk memuaskan kekhawatiran pribadi para orang tua? Semoga tidak lagi seperti itu.Â
Kasihan mereka. Kelas yang baik dengan guru yang baik sudah memadai untuk mengantar mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Menguasai pelajaran tentu saja penting tetapi yang lebih penting lagi adalah tidak memberi beban berlebihan pada jiwa-jiwa ceria polos sederhana milik mereka dengan beban yang tidak perlu, beban yang hanya lahir dari 'kebodohan' kita semata.Â
Semoga kisah siswa remaja ini tidak hanya memberikan hiburan dan cerita bagi para siswa tetapi juga memberi 'wake up call' bagi para orang tua".
Sebagaimana dijelaskan dalam metode peneltiian dengan berpedoman pada rumusan dan tujuan penelitian yaitu menganalisis aspek filsafat dan pendidikan dalam novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio. Adapun data hasil penelitian terkait hal tersebut adalah sebagai berikut :
Filsafat dalam Novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Sastrio
Unsur atau elemen filsafat dalam novel  "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio mengarah pada filosofi hidup yang berlaku dalam tatanan kehidupan sosial dan diilustrasikan dalam karya novel tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tiga aspek filosofi yaitu sebagai berikut :
Filosofi masyarakat berbudaya dimana semua hal diselesaikan dalam musyawarah
Bangsa kita adalah bangsa yang menjunjung tinggi perdamaian dalam permusyawaratan. Artinya cinta damai yang diusung dan senantiasa dipertahankan dalam tatanan bangsa ini sebagaimana termaktub dalam 4 pilar bangsa termasuk pancasila dan UUD 1945 harus menjadi landasan drii dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara.