Dalam novel "Senandung Rindu Untuk Ayah dan Ibu""karya Tri Budhi Sastrio kajian tersebut ditunjukkan dengan lingkup keluarga tepatnya keluarga Rara yang menjadi tokoh utama dalam cerita. Hasil penelitian tersebut tampak paa data berikut ;
"Aku mempunyai hak untuk ikut mengurus masalah merokokmu karena dua hal. Pertama, saat ini kita tidak mempunyai cukup uang untuk dibakar dan dijadikan asap. Kedua, dan ini mungkin yang lebih penting, tiga bulan yang lalu engkau berjanji tidak akan merokok lagi tetapi janji itu secara terus-menerus dilanggar.
Dengan dua alasan yang sangat mendasar seperti ini engkau masih tetap bersikeras 18 | Tri Budhi Sastrio mengatakan bahwa masalah merokokmu sama sekali bukan urusanku?"
"Kauini tampaknya tidak benar-benar mengenal Ibumu. Kalau dia sudah berniat menjelaskan tidak hanya nikotin tetapi juga tar dan karbon monoksida pada Ayah, maka cepat atau lambat kedua hal ini pasti dijelaskan pada AYAH dan Ayah pasti harus mendengarkan!" "Oh, ya?" "Tentu saja, ya! Kautahu setelah siangnya kami berdebat terbuka dan engkau menyaksikannya, malam harinya ketika engkau sudah tidur penjelasan tentang tar dan karbon monoksida dilanjutkan. Mulai jam sembilan malam sampai jam tiga pagi kalau tidak salah.
Secara harfiah kutipan di atas menunjukkan alur berupa ibu Raras yang sedang memarahi ayah Rara karena tetap merokok meskipun sudah tahu terkait berbagai hal yang berkenaan dengan Rokok baik dalam hal medis ataupun pengaruhnya pada kondisi ekonomi keluarga.Â
Data di atas menunjukkan bahwa Ibu Raras yang cerdik dan gemar membaca membawa permasalaha keluarganya berupa sang suami yang ingkar janji untuk tidak merokok lagi bahkan dalam kondisi ekonomi yang sedang terpuruk.
Dalam kajian analisis sosial termasuk dalam kehidupan keluarga, apa yang dilakukan oleh ibu Raras adalah hal yang bai dengan cara membuka musyawarah, memperingati dan membuka tukar pendapat terkait masalah yang ada di keluarganya.Â
Dengan musyawarah maka keutuhan keluarga akan terbangun dan keharmonisan keluarga dapat terjaga. Data lain yang menunjukkan fislosofi dalam sosial dengan  musyawarah dapat dilihat juga pada data berikut :
"Aku berharap banyak pada Raras," begitu Suster Ursula berulang kali berkata pada Suster Fransisca. "Siapa tahu dialah yang kelak akan menggantikan kita mengelola susteran dan biara ini".
Data kutipan di atas menunjukkan menggambarkan suster usula yang sedang bermusyawarah dengan suster fransisca terkait Raras yang diharapkan dapat menjadi harapan di masa depan untuk menggantikan para suster dalam pengabdiannya di masa depan.Â
Proses pengamatan yang kemudian dibawa ke ruang diskusi ataupun musyawarah adalah hal baik untuk memutuskan dan menelaah menuju perkembangan dan pecapain tujuan secara maksimal.