Apa dampaknya? Seorang anak tidak akan bisa merasakan kebahagiaan menurut definisinya sendiri.
Padahal, tidak selamanya orang tua itu memiliki pandangan yang benar dan juga tidak selamanya anak itu selalu salah.
4. Faktor keadaan
Faktor keadaan juga memaksa seseorang untuk mengorbankan kebahagiaanya yang dinilai sebagai idealisme semu demi realitas.
Misal, terpaksa menjadi PNS karena terdesak keadaan ekonomi agar bisa mendapatkan penghasilan secara instan.
Padahal, menjadi abdi negara belum tentu membuat generasi saat ini menjadi bahagia karena terkekang oleh aturan dan lingkungan kerja yang monoton.
Anggapan idealisme tidak membuat perut kenyang terlalu mengakar dan dapat mengikis kebahagiaan seseorang.
Memang, gaji besar menjadi impian, tetapi jika kesehatan mentalnya bermasalah karena kebahagiaannya tidak dapat diperoleh, justru membuat stres.
Bahkan, kebanyakan generasi muda saat ini lebih memilih untuk menganggur daripada tidak bahagia di tempat kerja, lebih-lebih jika salah bidang kerja atau terjadi senioritas dan lingkungan kerja yang monoton.
Evaluasi untuk keluarga
Faktor keluarga sangat memengaruhi seorang anak mendapatkan kebahagiaan atau tidak.