Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Antara Kebahagiaan yang Dikorbankan dan Stigma "Kurang Iman"

25 Maret 2023   23:08 Diperbarui: 27 Maret 2023   00:41 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa dampaknya? Seorang anak tidak akan bisa merasakan kebahagiaan menurut definisinya sendiri.

Padahal, tidak selamanya orang tua itu memiliki pandangan yang benar dan juga tidak selamanya anak itu selalu salah.

4. Faktor keadaan

Faktor keadaan juga memaksa seseorang untuk mengorbankan kebahagiaanya yang dinilai sebagai idealisme semu demi realitas.

Misal, terpaksa menjadi PNS karena terdesak keadaan ekonomi agar bisa mendapatkan penghasilan secara instan.

Padahal, menjadi abdi negara belum tentu membuat generasi saat ini menjadi bahagia karena terkekang oleh aturan dan lingkungan kerja yang monoton.

Anggapan idealisme tidak membuat perut kenyang terlalu mengakar dan dapat mengikis kebahagiaan seseorang.

Memang, gaji besar menjadi impian, tetapi jika kesehatan mentalnya bermasalah karena kebahagiaannya tidak dapat diperoleh, justru membuat stres.

Bahkan, kebanyakan generasi muda saat ini lebih memilih untuk menganggur daripada tidak bahagia di tempat kerja, lebih-lebih jika salah bidang kerja atau terjadi senioritas dan lingkungan kerja yang monoton.

Evaluasi untuk keluarga

Faktor keluarga sangat memengaruhi seorang anak mendapatkan kebahagiaan atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun