Mohon tunggu...
Mohammad AliShodiq
Mohammad AliShodiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Prinsip Ekonomi Islam terhadap Reseller di Lingkungan Pondok Pesantren Ittihadus'syafiiyah

1 Juli 2022   14:15 Diperbarui: 1 Juli 2022   14:21 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak dari covid-19 sangat dirasakan di dunia ekonomi dan tindakan jarak sosial secara global (He, H., & Harris, 2020). Pemasaran elektronik seperti perangkat seluler, produk pintar, dan kecerdasan buatan lainnya termasuk konsep digital yang lebih luas di pemasaran yang mencakup semua lembaga untuk berkomunikasi dan menyampaikan nilai bagi pelanggan(Herhausen, D., Mioevi, D., Morgan, R. E., Kleijnen, M. H. P., Luminy, D. De, & Antoine, 2020). Pandemi Covid memaksa kegiatan pemasaran dilakukan secara digital tanpa harus bertatap muka antara penjual dan pembeli.

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia asli(Jalal, A., & Aziz, 2017). Pesantren sekarang ini sudah banyak melakukan perubahan, hal ini  disebabkan oleh perkembangan ilmu penngetahuan dan tekhnologi, tuntutan masyarakat dan kebijakan pemerintah berkaitan dengan sistem pendidikan. Pesantren merupakan akar pendidikan kemandirian di indonesia. Jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di indonesia, pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan dianggap sebagai produk budaya indonesia yang indigenius.

Peneliti mengutip dari penelitian penerapan prinsip ekonomi Islam pada santri Pondok Pesantren Daarul 'Ulya bahwasannya  belum diterapkan dengan baik dan sebagaimana mestinya. 

Praktek reseller yang dijalankan oleh santri Pondok Pesantren Daarul 'Ulya belum sesuai dengan syariat Islam. Ada beberapa penyimpangan dalam praktek reseller diantaranya yaitu kurang lengkapnya spesifikasi barang yang dicantumkan dalam media sosial (Facebook atau Black Berry Mesangger), promosi barang yang berlebih-lebihan dimana dalam keterangan spesifikasinya terutama tentang kualitas barang tidak sesuai dengan gambar asli yang diunggah melalui Facebook atau Black Berry Mesangger, ketidak mampuan reseller untuk memberikan ganti rugi terhadap ketidak sesuaian barang yang dipesan.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan deskriptif. Penelitian yang berusaha mengungkapkan fenomena secara holistik dengan cara mendeskripsikannya melalui bahasa non-numerik di dalam konteks dan paradigma alamiah. Dan penelitian yang berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian Data tersebut dapat berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainnya.

Sumber data primer ataupun sumber data pertama dimana sebuah data dihasilkan(Burhan Bungin., 2013). Data tersebut diperoleh dari keterangan orang-orang yang berhubungan dengan penelitian. Data primer di dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Ittihadussafiiyah, yang terdiri dari reseller dan konsumen. 

Populasi yaitu keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan. Populasi adalah tempat terjadinya masalah yang diselidiki. Populasi itu bisa manusia atau bukan manusia, misalnya lembaga, badan sosial, dan kelompok yang akan dijadikan sumber informasi. Jadi, populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian(Kasiram, 2010). Populasi di dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Ittihadussyafiiyah.

Teknik sampling yang peneliti gunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu(Sugiyono, 2014). Dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. 

Berdasarkan teknik sampling yang peneliti gunakan, peneliti menggunakan 2 (dua) reseller dan 2 (dua) konsumen dari 10 konsumen santri yang ada di Pondok Pesantren Ittihadussyafi'iyah berdasarkan pertimbangan berikut: Sampel yang peneliti pilih merupakan santri yang menjalankan praktek reseller dan Keluhan dari masing-masing konsumen dengan adanya praktek reseller.

Sumber data kedua sesudah sumber data primer. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa sumber data sekunder merupakan data penunjang atau pendukung yang berhubungan dengan obyek penelitian. Sumber data sekunder yang digunakan peneliti meliputi buku: Adiwarman A.Karim, Ekonomi Mikro Islam, Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro Syariah, Ahmad Syafii, Bisnis Dropshipping dan Reseller, Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi Dan Keuangan Islam, Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian prinsip ekonomi Islam terhadap praktek reseller.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun