Mohon tunggu...
Reza Muhammad
Reza Muhammad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosialita Paranoid

18 Juni 2017   11:02 Diperbarui: 18 Juni 2017   13:18 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erlina pun kalang kabut. Bagaimana kalau wanita perebut laki orang ini 'bicara'? Bisa-bisa make-up artist yang sedang mendandani dirinya menggelar konfrensi pers di kantor sepulang pemotretan. Aduh. Mengerikan kalau itu sampai terjadi. Erlina bergegas meninggalkan si make up artist pura-pura hendak ke toilet. Ia mencari akal bagaimana menyingkirkan kekasih baru Ahmad ini sekarang juga dari sana.

Rossa terlihat celingak-celinguk di sekitar lokasi sambil mengetuk-ngetuk iphone-nya. Sejak memperkenalkannya dengan dengan Ahmad, Erlina tak pernah melihatnya secantik pagi ini. Kulitnya semakin mulus, dandanannya semakin oke, termasuk asesorisnya. Erlina mengidentifikasi tas yang ditentengnya itu koleksi DK88  terbaru dari Burberry.

Aha! Itu dia! Tas. Erlina mendapat ide.

Dengan kecepatan menyerupai Flash Gordon, perempuan yang baru diwarnai sebagian bibirnya itu mencari dan mengetuk nama asisten pribadi Rossa di daftar kontak teleponnya. Begitu terhubung, ia mulai memberatkan suaranya dan mengekspolitasi bakat aktingnya. Action! Kini Erlina menjadi staf penjualan butik tas mewah, yang menegaskan kalau butik melakukan sample sale dadakan khusus pelanggan loyal dan hanya diadakan hingga sore ini.  Semudah itu. Erlina yakin ini akan berhasil.

Tak lama, Rossa kemudian terlihat menerima telepon. Asistennya pasti langsung menelepon dan mengabarkan berita super penting ini. Mata Rossa terbelalak dan senyumnya mekar. Dia langsung menghilang saat itu juga.

Erlina menghela napas. Masalah teratasi. Erlina memuji sekaligus mengasihani dirinya sendiri.

Tepat saat Rossa meninggalkan lokasi, Ahmad pun datang.

Masih hari yang sama. Rabu. 09:15.

Pemotretan berjalan lancar. Ahmad pada dasarnya bukan orang yang suka mengobrol. Jadi sejauh ini tak ada yang tahu kalau hubungannya dengan Erlina sudah selesai.

Meski demikian, sepanjang hari itu jantung Erlina berdegup kencang. Ia memasang kuping sekiranya ada yang menyebut-nyebut statusnya dengan Ahmad.

Pernah sang make up artist memekikkan kata putus saat menerima telepon. Ini membuat Erlina hampir mati ketakutan. Ia jadi tidak bisa fokus saat difoto. Mata dan kupingnya terus mengekor si make up artist meski sang fotografer berkali-kali menegur memintanya santai. Untunglah, si make up artist ternyata sedang meributkan aliran listrik di rumahnya yang diputus PLN karena tagihan belum dibayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun