Lantas laki-laki itu tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Tunggu apa lagi, kenapa kau tidak ke sana?"
Hana terdiam, seakan-akan ada sesuatu yang ia pikirkan. Raut wajah Hana menjadi datar.
"Paman, apakah mamaku juga bisa ke sini?" Tanya Hana.
Laki-laki itu tidak menjawab sepatah kata pun.
"Paman, aku ingin pulang!" Pinta Hana.
Laki-laki itu termenung.
"Pamaaan" Hana menarik-narik jubah laki-laki itu.
"Ada satu cara. Tapi ini sangat berbahaya. Apakah kau bersedia?"
Hana mengangguk ringan, seolah tidak yakin dengan tindakannya.
"Di belakang bangunan itu, terdapat portal ruang dan waktu yang bisa mengantarmu pulang ke rumahmu. Tapi..."