Mohon tunggu...
Cahya Sinda
Cahya Sinda Mohon Tunggu... -

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen| Hujan Pertama di Akhir Kemarau

18 November 2018   10:31 Diperbarui: 18 November 2018   11:37 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, ketika semua anak bermain hujan, ketika seorang anak melupakan tas punggungnya yang dijatuhkan, dibiarkan kehujanan dan pergi begitu saja,"

Aku ingat, anak itu adalah aku. Namun bagaimana Diah bisa menceritakannya. Aku kebingungan karena catatan sajak-sajak yang ku kumpulkan ada di dalamnya. Puisi-puisi yang aku tulis setiap waktu, mengingat kisah cinta. Tentu saja tentang Diah. Tulisan yang tidak boleh terbaca oleh orang lain kecuali Diah. Namun tak pernah aku berikan padanya. Kudapati esoknya ada pada penjaga sekolah. Basah, namun tulisanku selamat. Diah melanjutkan ceritanya, menghentikanku menjelajah masa lalu.

"Malam itu ditemani hujan seperti ini, dan malam itu menjadi saat pertama aku jatuh cinta pada puisi. Puisi dari seorang anak yang melupakan tas punggungnya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun