"Iya, ketika semua anak bermain hujan, ketika seorang anak melupakan tas punggungnya yang dijatuhkan, dibiarkan kehujanan dan pergi begitu saja,"
Aku ingat, anak itu adalah aku. Namun bagaimana Diah bisa menceritakannya. Aku kebingungan karena catatan sajak-sajak yang ku kumpulkan ada di dalamnya. Puisi-puisi yang aku tulis setiap waktu, mengingat kisah cinta. Tentu saja tentang Diah. Tulisan yang tidak boleh terbaca oleh orang lain kecuali Diah. Namun tak pernah aku berikan padanya. Kudapati esoknya ada pada penjaga sekolah. Basah, namun tulisanku selamat. Diah melanjutkan ceritanya, menghentikanku menjelajah masa lalu.
"Malam itu ditemani hujan seperti ini, dan malam itu menjadi saat pertama aku jatuh cinta pada puisi. Puisi dari seorang anak yang melupakan tas punggungnya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H