"Kamu harusnya tahu, Bro. Penduduk kota ini perlu hiburan. Dan hiburan bagi mereka apa lagi selain goyangan yahud penyanyi dangdut itu? "
"Tapi... "
"Kamu hapus dan kamu tulis sejarah kota ini seperti yang aku diktekan.Â
Hada menghapus tulisan itu.Â
Bapak walikota sangat memperhatikan setiap warganya. Ketika warganya haus hiburan, bapak walikota yang penuh kasih sayang itu menghadirkan penyanyi dangdut yang paling yahud goyangan nya.Â
Memang ada kabar covid beraksi lagi saat itu. Tapi, bapak walikota meyakini jika warganya bahagia covid tak akan bisa apa apa.Â
Hati Hada sebagai penulis sejarah kota kelahirannya menjerit. Tapi, rasa dingin pistol di keningnya tak bisa membuat mulut Hada menerjemahkan jeritan hatinya.Â
"Ya, aku telah memalsukan sejarah. Aku telah... "
Tak ada suara tembakan memang. Tapi kota itu kemudian dipimpin lagi oleh walikota yang rakus...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H