"Bisa bicara dengan Saudara Hada? " laki-laki berperawakan tetap itu seperti meminta izin tapi nadanya menekan cenderung meneror.Â
Malam itu memang gerimis masih jatuh satu satu. Suaranya ritmis. Kota tentu sepi. Entah kenapa. Mungkin juga karena ada himbauan untuk lebih baik di rumah saja.Â
"Iya. Saya sendiri. "
"Oh, lagi sibuk ya? "
Hada menggeleng. Laki-laki itu kemudian duduk di kursi itu, tanpa dipersilakan. Kemudian dia memutar mutar matanya seperti sedang mencari sesuatu.Â
"Ada bisa dibantu? "
Laki-laki itu seakan tak peduli dengan pertanyaan Hada. Â Laki-laki itu bangun dari tempat duduk kemudian menuju meja yang teronggok begitu saja di pojok kamar.Â
Laki-laki itu membuka buka kertas yang ada di meja kerja Hada. Mengambil satu kertas. Membacanya. Terus tersenyum sendiri.Â
"Kamu penulis? "
Hada mengangguk.Â
"Menulis apa? "