2. Mengapa Etika Protestan Dapat Berkontribusi pada Kapitalisme?
Ada beberapa alasan mengapa Weber menganggap nilai-nilai Protestan sebagai pendorong utama kapitalisme:
a. Rasionalitas dan Efisiensi
Etika Protestan menekankan pentingnya hidup secara rasional dan efisien. Tindakan-tindakan dalam kehidupan sehari-hari diorientasikan pada kalkulasi laba-rugi (instrumental rational action). Nilai ini sejalan dengan prinsip kapitalisme modern, yang mengutamakan efisiensi dalam penggunaan sumber daya untuk mencapai keuntungan maksimal.
b. Asketisme
Asketisme, atau pengendalian diri dari kenikmatan duniawi, menjadi ciri khas Protestanisme. Weber menyebut gaya hidup hemat sebagai salah satu kontribusi utama terhadap akumulasi modal. Penghindaran terhadap pengeluaran yang boros, bersamaan dengan dorongan untuk terus bekerja keras, memungkinkan individu untuk menginvestasikan kembali kekayaan mereka dalam aktivitas produktif.
c. Konsep "Calling"
Dalam ajaran Protestan, pekerjaan dilihat sebagai panggilan suci (calling). Bekerja keras bukan hanya kewajiban ekonomi, tetapi juga tanggung jawab spiritual. Semangat ini mendorong individu untuk bekerja lebih keras dan lebih efisien, bukan semata-mata demi kepentingan materi, tetapi juga untuk mencapai "keselamatan" dalam konteks keimanan.
d. Penolakan terhadap Tradisi Lama
Weber mencatat bahwa Protestanisme sering kali menolak tradisi-tradisi lama yang dianggap tidak rasional atau tidak efisien. Sebagai contoh, pandangan Protestan tentang kerja keras dan akumulasi kekayaan sebagai tanda berkah ilahi bertentangan dengan pandangan tradisional yang cenderung melihat kekayaan sebagai sesuatu yang mencurigakan atau korup.
3. Bagaimana Hubungan Antara Ekonomi dan Agama?