"Coba kau kirimi dia pesan lagi."
"Baiklah. Baiklah."
"Kau dimana? Aku sudah di kursi no. 8." Pesan Bunga kepada si orang yang tak dikenal.Â
"Bagaimana? Dia membalas?" Tanya temanya.Â
"Sabarlah!" Pinta Bunga
"Aku ingin ke toilet. Antar aku." Pinta temannya tiba-tiba.Â
"Biar kutanya. Apakah kau pernah melihat orang seumuran-mu diantar ke toilet?"
"Ah kau kan tahu, aku tidak bawa uang. Toilet kecil di terminal saja harus bayar. Apalagi toilet di cafe sebesar ini? Kalau kau mengantarku, setidaknya kau bisa membayarkanku uang toilet. Hitung-hitung uang ongkos, karena aku sudah menemanimu kencan dengan orang aneh itu."
"Baik. Baik. Aku tidak mau mengantarmu ke toilet. Tapi aku akan kasih kau uang untuk bayar toilet. Bagaimana?"
"Baiklah. Deal."
Teman Bunga pun beranjak dari kursi no. 8, dan segera melangkahkan kakinya menuju toilet. Dia melirik-lirikkan matanya, mencari-cari sebuah ruangan yang bertuliskan 'toilet'. Namun tak kunjung dia temukan. Yang dia temukan hanya seorang pelayan yang baru saja beres melayani pelanggan.Â