Kamu bukan pengemis...! Hatinya berontak.Â
Tapi, kamu tak punya pilihan. Pasti ada yang peduli denganmu jika kamu terus terang kepada seseorang tentang keadaanmu." Bisik hatinya lagi.
Suryo bersandar di sudut pasar. Orang-orang masih ramai lalu lalang, seorang perempuan separuh baya melintas di depannya. Agak ragu Suryo bergerak mendekat.
''Mohon maaf Bu dompet saya hilang, saya tidak punya uang untuk pulang, saya mohon Ibu sudi memberi saya sekedar ongkos pulang.''Â
Sedetik perempuan itu tertegun, tapi tiba-tiba ia berteriak dengan keras
"Kamu penghipnotis ya? Tolong, Tolooong... Dia mau menghipnotis saya."
Suryo tertegun, tak menyangka reaksi perempuan itu. Ia hanya berdiri kebingungan ketika kepalanya terasa sangat sakit. Ia terlambat menyadari seseorang telah mendaratkan pentungan di kepalanya.
Sejurus kemudian segerombolan orang datang menyerbu seperti sekumpulan singa yang mendapat mangsa. Orang-orang itu menggasak Suryo tanpa ampun. Semua orang di pasar itu merasa wajib menyumbangkan bogem mentahnya.
Dalam batas kesadarannya, Suryo melihat mendiang istrinya, Putra, dan mobil mainan...