Itu adalah pertanyaan penting, karena kebahagiaan berkaitan dengan membaiknya fungsi otak. Bukan sekedar soal gaya-gayaan dengan kebahagiaan. Meski tentu saja beberapa dekade terakhir ini kebahagiaan sudah menjadi life style yang sekaligus juga menjadi industri dunia.
Sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya: fungsi otak yang membaik akan menghasilkan kesehatan tubuh yang baik dan usia yang lebih panjang. Tentu juga termasuk benefit lain yang sudah disebutkan sebelumnya.
Jika kita menelusuri apa yang ditemukan oleh sains dalam beberapa dekade terakhir ini, maka akan kita temukan berbagai hasil riset yang menunjukkan bahwa stres menghambat tumbuhnya kebahagiaan. Nampak sederhana, bukan?
Lihat diagram ini:
Riset menunjukkan, bahwa kita terlahir dengan 50% kebahagiaan. Artinya: jika lingkungan kita selalu ramah atau baik, maka kebahagiaan kita akan bertambah 10% menjadi 60%. Lingkungan ini adalah rumah & orangtua yang baik saat kita masih kecil hingga remaja, dan seterusnya. Lingkungan itu (10% tadi) nanti setelah dewasa, adalah termasuk juga besar penghasilan yang mencukupi, serta peran negara dalam memberikan positivity pada masyarakatnya.
Sisa yang terlihat di diagram itu adalah 40%, yaitu upaya kita untuk menambah kebahagiaan melalui berbagai cara atau tradisi yang ada atau juga melalui sains. Tradisi yang berkembang di satu masyarakat, di satu wilayah amat menentukan kebahagian masyarakatnya. Tradisi yang mengembangkan kebencian, agresi atau kekerasan pada kelompok lain tentu punya pengaruh tidak munculnya kebahagiaan di porsi 40% ini.Â
Perlu diingat porsi yang 50% yang menjadi basic atau set point dari kebahagiaan kita itu bisa turun atau naik, dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi pada kita dan di sekitar kita. Misalnya peristiwa buruk tentu menurunkan angkanya dari 50% ke 30% misalnya karena ada bencana alam atau kecelakaan. Demikian juga saat kita mendapat lotere, maka angka 50% itu akan naik, misalnya ke angka 70%.Â
Angka yang naik atau turun ini akan kembali pelahan ke angka 50% tanpa kita melakukan apa pun, karena itu adalah happiness set point kita. Tentu saja angka 50% itu kurang mencukupi, jika kita ingin memiliki otak yang berfungsi lebih baik dari orang kebanyakan, atau ingin memiliki tubuh yang lebih sehat, dan usia yang lebih panjang.
Dari diagram itu kita melihat pentingnya mempelajari sains of happiness agar tingkat kebahagiaan kita bertambah, bukan hanya 50% tetapi mendekati 100%.
Apa yang Menghambat Kita dalam Memperoleh Kebahagiaan?