Mohon tunggu...
sukarti dimejo
sukarti dimejo Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas

berusaha menikmati hidup dengan menulis, terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Namaku Yudas

4 Oktober 2024   03:41 Diperbarui: 4 Oktober 2024   04:40 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Atau boleh saya tambah kopinya?"

"Eh, a anu, tidak, eh iya, maaf, terima kasih"

Diregukknya kembali kopi pahit dan dihisapnya lagi kuat-kuat rokok kreteknya. Begitu terus berulang-ulang hingga ia tak dapat lagi melihat jari jemarinya, kakinya, mejanya, kopinya, kedainya...

Di tempat lain biayanya hanya lima puluh ribu per peserta mas..

Karunia itu kan gratis mas? Masak harus dibeli?

Bagaimana bila aku tak mampu beli?

"Mas?"

Namaku Yudas, engkau tahu bahwa aku telah menjualnya sebanyak satu kali. Tidak lebih banyak dari engkau (yang telah berkali-kali menjualnya). Malukah kau? Aku sangsi! Namaku Yudas, oh sungguh perutku mual melihat orang-orang menyebutmu... indah dan berarti!

"Anda baik-baik saja mas? Sepertinya agak pucat?"

"Eh? I iya, ti tidak, saya baik-baik saja, makasih"

"Baik mas"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun