Hal ini memunculkan fenomena "childfree" atau memilih untuk tidak memiliki anak, serta kecenderungan untuk menunda pernikahan hingga usia matang.Â
Dengan biaya yang tinggi, pria yang belum siap secara finansial merasa tertekan dan merasa bahwa mereka belum mampu memberikan kehidupan yang layak untuk keluarga.
7. Minimnya Pemahaman tentang Perencanaan Keuangan
Salah satu penyebab utama mengapa pria sulit mencapai kondisi mapan adalah kurangnya pemahaman mengenai perencanaan keuangan.Â
Masih banyak pria yang belum memahami pentingnya manajemen keuangan dan cara mengelola pendapatan dengan baik.Â
Mereka mungkin lebih fokus pada penghasilan yang diterima daripada bagaimana mengelola pengeluaran dan investasi.
Pengelolaan keuangan yang kurang bijak bisa berujung pada pengeluaran yang tidak terkendali, bahkan untuk kebutuhan yang sifatnya sekunder atau tersier.Â
Misalnya, uang lebih banyak dihabiskan untuk hobi, barang mewah, atau gaya hidup dibandingkan untuk menabung dan investasi.Â
Akibatnya, ketika situasi darurat datang, mereka tidak memiliki dana cadangan dan harus bergantung pada utang.
Memiliki penghasilan besar bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kemapanan.Â
Pengelolaan yang bijak dan sikap yang disiplin dalam mengatur keuangan justru adalah kunci utama.Â
Mereka yang mampu mengatur pengeluaran sesuai dengan prioritas akan lebih mudah mencapai stabilitas finansial, bahkan meski pendapatannya tidak terlalu besar.