Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cancel Culture dan Viral Culture: Ancaman Kesehatan mental di Era Digital

19 Desember 2023   18:00 Diperbarui: 20 Desember 2023   09:20 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kebebasan berbicara. sumber: freepik

Ini bisa berupa konten lucu, informatif, atau kontroversial yang mendapatkan perhatian besar dan menjadi viral dalam waktu singkat.

Dampak Cancel Culture dan Viral Culture

1. Kecemasan dan Ketakutan

Kedua fenomena ini telah menciptakan iklim yang penuh kecemasan dan ketakutan di kalangan masyarakat. 

Individu cenderung menjadi sangat berhati-hati dalam bertindak, mengungkapkan pendapat, atau bahkan mencoba hal-hal baru karena takut akan penghakiman publik.

Kecemasan yang meningkat dapat merugikan kesejahteraan mental individu. Perasaan perlu untuk selalu berada dalam garis aman memicu tekanan psikologis yang dapat berdampak jangka panjang. 

Seiring dengan munculnya cancel culture dan viral culture, banyak orang merasa perlu untuk selalu menjaga citra diri secara online, meningkatkan risiko stres dan kecemasan.

2. Pembatasan Kreativitas dan Inovasi

Di sisi lain, dampak terhadap kreativitas dan inovasi juga patut diperhatikan. 

Cancel culture dapat membuat individu atau perusahaan enggan mengambil risiko dengan ide-ide baru atau pendekatan yang inovatif karena takut akan konsekuensi negatif.

Dalam situasi ini, yang seharusnya menjadi wadah untuk bereksperimen dan menciptakan sesuatu yang baru malah menjadi pengekangan. 

Terlalu banyak pertimbangan terkait potensi backlash dapat menghambat perkembangan ide-ide revolusioner atau solusi yang inovatif.

3. Perubahan Pola Pikir dan Kebiasaan

Pengaruh cancel culture dan viral culture tidak hanya terasa di dunia maya, tetapi juga merubah pola pikir dan kebiasaan dalam kehidupan nyata. 

Banyak individu yang menjadi lebih hati-hati dalam bertindak, menghindari risiko, dan bahkan menahan diri dari melakukan ekspresi bebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun