Ini bisa berupa konten lucu, informatif, atau kontroversial yang mendapatkan perhatian besar dan menjadi viral dalam waktu singkat.
Dampak Cancel Culture dan Viral Culture
1. Kecemasan dan Ketakutan
Kedua fenomena ini telah menciptakan iklim yang penuh kecemasan dan ketakutan di kalangan masyarakat.Â
Individu cenderung menjadi sangat berhati-hati dalam bertindak, mengungkapkan pendapat, atau bahkan mencoba hal-hal baru karena takut akan penghakiman publik.
Kecemasan yang meningkat dapat merugikan kesejahteraan mental individu. Perasaan perlu untuk selalu berada dalam garis aman memicu tekanan psikologis yang dapat berdampak jangka panjang.Â
Seiring dengan munculnya cancel culture dan viral culture, banyak orang merasa perlu untuk selalu menjaga citra diri secara online, meningkatkan risiko stres dan kecemasan.
2. Pembatasan Kreativitas dan Inovasi
Di sisi lain, dampak terhadap kreativitas dan inovasi juga patut diperhatikan.Â
Cancel culture dapat membuat individu atau perusahaan enggan mengambil risiko dengan ide-ide baru atau pendekatan yang inovatif karena takut akan konsekuensi negatif.
Dalam situasi ini, yang seharusnya menjadi wadah untuk bereksperimen dan menciptakan sesuatu yang baru malah menjadi pengekangan.Â
Terlalu banyak pertimbangan terkait potensi backlash dapat menghambat perkembangan ide-ide revolusioner atau solusi yang inovatif.
3. Perubahan Pola Pikir dan Kebiasaan
Pengaruh cancel culture dan viral culture tidak hanya terasa di dunia maya, tetapi juga merubah pola pikir dan kebiasaan dalam kehidupan nyata.Â
Banyak individu yang menjadi lebih hati-hati dalam bertindak, menghindari risiko, dan bahkan menahan diri dari melakukan ekspresi bebas.