Pernyataan dari tokoh seperti Mark Zuckerberg yang mengatakan bahwa "anak muda lebih pintar" atau pandangan bahwa usia 20-an adalah masa keemasan dalam karir, hanya memperburuk situasi.Â
Kondisi serupa juga terjadi di berbagai perusahaan besar seperti Google dan Facebook.
Ageisme dalam Konteks Generasi Muda
Namun, ageisme juga dapat berlaku terbalik.Â
Anak muda sering kali merasa diragukan kemampuannya dan tidak diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam lingkungan kerja, sekolah, atau bahkan dalam keluarga.Â
Dalam beberapa kasus, ide dan pendapat anak muda seringkali diabaikan karena dianggap kurang berpengalaman dan kurang bijak.
Langkah-Langkah Mengatasi Ageisme dalam Dunia Kerja
Mengatasi ageisme dalam dunia kerja memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak:
1. Perusahaan
Perusahaan memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil. Mereka dapat mengambil langkah-langkah berikut:
- Mengadakan pelatihan mengenai keberagaman dan inklusivitas bagi semua karyawan.
- Menerapkan kebijakan yang mendukung partisipasi karyawan senior dalam proyek-proyek inovatif.
- Menilai karyawan berdasarkan kompetensi, prestasi, dan potensi, bukan hanya usia.
- Membuat program pengembangan karyawan untuk semua usia.
2. Pemerintah
Pemerintah memiliki peran dalam menegakkan undang-undang yang melarang diskriminasi berbasis usia dalam dunia kerja. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Mengkampanyekan kesadaran tentang pentingnya keberagaman usia dalam lingkungan kerja.
- Mendorong perusahaan untuk mematuhi undang-undang dan konvensi hak tenaga kerja terkait inklusivitas usia.
- Memberikan dukungan bagi program pelatihan dan pengembangan karyawan senior.
3. Individu
Setiap individu juga memiliki tanggung jawab dalam mengatasi ageisme:
- Menilai seseorang berdasarkan kemampuan, prestasi, dan potensi, bukan hanya usia.
- Mendorong perubahan dalam pandangan dan perilaku terkait usia.
- Mendukung rekan kerja dari segala usia untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek dan inisiatif-inisiatif baru.
Mengubah Paradigma
Ageisme adalah masalah yang lebih kompleks daripada sekadar stereotip dan diskriminasi. Ini melibatkan norma sosial dan pandangan yang telah ditanamkan selama bertahun-tahun.Â
Untuk mengatasi ageisme dalam dunia kerja, diperlukan perubahan paradigma yang mendalam.Â