Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Usia Vs Kompetensi: Mengungkap Realitas Ageisme dalam Dunia Kerja

15 Agustus 2023   19:33 Diperbarui: 15 Agustus 2023   19:38 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ageisme sumber: freepik

Pernyataan dari tokoh seperti Mark Zuckerberg yang mengatakan bahwa "anak muda lebih pintar" atau pandangan bahwa usia 20-an adalah masa keemasan dalam karir, hanya memperburuk situasi. 

Kondisi serupa juga terjadi di berbagai perusahaan besar seperti Google dan Facebook.

Ageisme dalam Konteks Generasi Muda

Namun, ageisme juga dapat berlaku terbalik. 

Anak muda sering kali merasa diragukan kemampuannya dan tidak diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam lingkungan kerja, sekolah, atau bahkan dalam keluarga. 

Dalam beberapa kasus, ide dan pendapat anak muda seringkali diabaikan karena dianggap kurang berpengalaman dan kurang bijak.

Langkah-Langkah Mengatasi Ageisme dalam Dunia Kerja

Mengatasi ageisme dalam dunia kerja memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak:

1. Perusahaan

Perusahaan memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil. Mereka dapat mengambil langkah-langkah berikut:

  • Mengadakan pelatihan mengenai keberagaman dan inklusivitas bagi semua karyawan.
  • Menerapkan kebijakan yang mendukung partisipasi karyawan senior dalam proyek-proyek inovatif.
  • Menilai karyawan berdasarkan kompetensi, prestasi, dan potensi, bukan hanya usia.
  • Membuat program pengembangan karyawan untuk semua usia.

2. Pemerintah

Pemerintah memiliki peran dalam menegakkan undang-undang yang melarang diskriminasi berbasis usia dalam dunia kerja. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Mengkampanyekan kesadaran tentang pentingnya keberagaman usia dalam lingkungan kerja.
  • Mendorong perusahaan untuk mematuhi undang-undang dan konvensi hak tenaga kerja terkait inklusivitas usia.
  • Memberikan dukungan bagi program pelatihan dan pengembangan karyawan senior.

3. Individu

Setiap individu juga memiliki tanggung jawab dalam mengatasi ageisme:

  • Menilai seseorang berdasarkan kemampuan, prestasi, dan potensi, bukan hanya usia.
  • Mendorong perubahan dalam pandangan dan perilaku terkait usia.
  • Mendukung rekan kerja dari segala usia untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek dan inisiatif-inisiatif baru.

Mengubah Paradigma

Ageisme adalah masalah yang lebih kompleks daripada sekadar stereotip dan diskriminasi. Ini melibatkan norma sosial dan pandangan yang telah ditanamkan selama bertahun-tahun. 

Untuk mengatasi ageisme dalam dunia kerja, diperlukan perubahan paradigma yang mendalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun